Jambi (ANTARA Jambi) - Komisi III DPRD Kabupaten Batanghari, Jambi, mempertanyakan besarnya anggaran rencana pembangunan Masjid Agung Batanghari yang dianggarkan di APBD Batanghari 2014 yang mencapai Rp50 miliar.
Besarnya anggaran tersebut menjadi perdebatan dalam pertemuan antara Komisi III dengan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Batanghari.
Ketua Komisi III DPRD Batanghari A Syukriza Arfi di Batanghari, Rabu melinai, dana APBD Batanghari untuk pembangunan Masjid Agung terlalu besar, padahal dana sebesar itu bisa digunakan untuk pemerataan pembangunan seperti jalan lingkungan di sejumlah wilayah di Kabupaten Batanghari.
"Format proyek Masjid Agung dengan anggaran mencapai Rp50 miliar itu seperti apa?," kata Syukriza mempertanyakan.
Apalagi, selain pengembangan Masjid Agung, rencananya juga akan dibangun Islamic Centre.
Ketika mendapat penjelasan dari Kepala Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum Batanghari Somad bahwa Masjid Agung akan dibangun secara bertahap sesuai dengan kemampuan APBD Batanghari, ternyata tidak sepenuhnya diterima oleh anggota Komisi III.
Nazarudin salah satu anggota Komisi III justri menolak pembangunan Masjid Agung tersebut.
Politisi PDI Perjuangan itu mengatakan, Masjid Agung bukan termasuk prioritas pembangunan, seharusnya Pemkab Batanghari memprioritaskan pembangunan jalan lingkungan yang lebih dibutuhkan masyarakat.
Kepala Dinas PU Batanghari Batanghari Ruslan A Gani dalam tanggapannya mengatakan, pada dasarnya program pembangunan Masjid Agung bukan keinginan Dinas PU. Sebagai Satuan Perangkat Kerja Daerah, Dinas PU harus tetap menjalankan program yang telah direncanakan Pemkab Batanghari.
Apabila DPRD Batanghari melalui Komisi III tidak setuju dengan rencana Pemkab Batanghari, Dinas PU siap menghentikan rencana pembangunan Masjid Agung tersebut.
"Kami tidak bisa memutuskan, kalau memang pembangunan (Masjid Agung-red) itu dibatalkan, kami ikut," katanya.
Penjelasan Kepala Dinas PU tetap belum bisa diterima anggota Komisi III, salah satunya Raden Zahabi.
Menurut politisi PBR itu, jalan lingkungan tetap menjadi prioritas dibandingkan dengan pembangunan Masjid Agung.
"Kenapa tidak memprioitaskan pembangunan jalan lingkungan. Ini bukan kepentingan saya pribadi, tapi untuk rakyat," katanya.(Ant)