Jakarta (ANTARA Jambi) - Pemerintah Indonesia akan memanfaatkan Forum
Ekonomi Dunia (WEF) Asia Timur ke-24 sebagai "panggung" untuk memaparkan
kinerja pemerintahan baru yang telah berjalan selama enam bulan serta
program reformasi ekonomi yang akan dijalankan.
Forum
internasional yang akan berlangsung di Jakarta pada 19-21 April 2015 itu
akan dihadiri kurang lebih 700 peserta dari 40 negara termasuk para CEO
dan pimpinan perusahaan, pelaku bisnis, pejabat pemerintahan dan
perwakilan dari organisasi internasional maupun LSM.
Presiden
Joko Widodo dijadwalkan membuka dan memberikan sambutan utama dalam
forum tersebut. Presiden akan berpidato pada acara pembukaan dan menjadi
"host dinne" sebagai penghormatan kepada peserta.
"WEF ini akan
menjadi panggung untuk menjelaskan program pemerintah dan mengenalkan
Indonesia itu sendiri kepada peserta, apalagi masyarakat dunia melihat
Indonesia sebagai negara yang berpotensi dalam bidang ekonomi, disamping
India," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil.
Salah
satu program pemerintah yang akan "dijual" adalah usaha perbaikan iklim
investasi, seperti pemberlakuan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Direktur Senior dan
Kepala WEF untuk Asia Pasifik Sushant Palakurthi Rao menambahkan saat
ini merupakan momen tepat bagi Indonesia untuk kembali menjadi tuan
rumah WEF, setelah sebelumnya menjadi penyelenggara pada 2011, karena
Indonesia memiliki potensi besar dalam perkembangan ekonomi di kawasan
Asia.
"Kami melihat banyak contoh yang positif, setelah
pemerintah melakukan reformasi atas kebijakan harga bahan bakar minyak.
Selain itu, pasar ekonomi Indonesia sangat besar, karena mempunyai
generasi muda dan memiliki kesempatan bersaing di tingkat global,"
ujarnya.
Rao juga mengatakan Indonesia merupakan sentral dari
ASEAN. Potensi pasarnya besar dengan pertumbuhan kelas menengah yang
tinggi. Karena itu forum itu bagus bagi pengembangan bisnis dan ekonomi
Indonesia.
Tentang penyelenggaraan forum itu, Rao mengatakan itu
dapat memenuhi kebutuhan perkembangan ekonomi yang makin cepat di Asia
Timur serta mendorong kerja sama yang merupakan nilai penting untuk
mengatasi permintaan masyarakat atas akses yang lebih luas dalam
pendidikan, lapangan kerja dan keterwakilan politik.
Sementara
Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rohan Hafas mengatakan, Bank Mandiri
sebagai bank milik negara Mandiri mendukung pelaksanaan pertemuan WEF
itu untuk membantu upaya peningkatan investasi dan pertumbuhan ekonomi
nasional.
"Ajang pertemuan WEF ini merupakan salah satu agenda
yang sangat penting untuk memperkuat lobi dan negosiasi pemerintah dalam
mendorong investasi dan penguatan ekonomi Indonesia karena dihadiri
oleh para pemimpin bisnis dunia," kata Rohan.
Pertemuan di
Jakarta ini, kata Rohan, dapat digunakan untuk menunjukkan kepada publik
internasional tentang kepemimpinan Indonesia di kawasan, fokus
pembangunan dan menjelaskan kepada pemimpin bisnis bahwa Indonesia
merupakan tempat terbaik untuk investasi.
Agenda
Beberapa
agenda yang akan menjadi topik pembahasan dalam forum yang berlangsung
selama tiga hari itu antara lain mengenai infrastruktur pertanian untuk
mengatasi ketahanan pangan serta sektor perdagangan dan ekonomi digital.
Program
acara dalam WEF akan terdiri atas pembahasan masyarakat dunia yang
mengindentifikasi potensi solusi untuk menekan tantangan sosial serta
pembahasan ekonomi baru yang membahas peluang dan gangguan pertumbuhan
ekonomi di Asia Timur.
Program lainnya adalah pembahasan regional
baru yang tidak hanya mengkaji perkembangan kerja sama regional namun
juga berbagai tekanan politik yang dapat menghambat kemajuan suatu
kawasan.
WEF berperan sebagai wadah imparsial untuk membahas dan
mengatasi 10 tantangan global yang diyakini hanya dapat diatasi melalui
kerja sama lintas pihak dan kerja sama antara pemerintah dan swasta.
Sebagai
lembaga internasional yang berdiri sejak 1971, WEF berkomitmen untuk
meningkatkan kualitas hidup bangsa-bangsa melalui kerja sama antara
pemerintah dan swasta dalam semangat kewarganegaraan global.
Forum
lembaga nirlaba yang independen ini menyatukan para pelaku bisnis,
politisi, akademisi dan pemimpin masyarakat lainnya untuk membentuk
agenda dalam ruang lingkup global, regional serta industri.
Pertemuan
itu diselenggarakan di tengah penilaian Bank Dunia yang mengatakan,
negara-negara berkembang Asia Timur yang dipimpin oleh Tiongkok akan
tumbuh sedikit lebih lambat pada tahun ini karena tingkat suku bunga AS
yang lebih tinggi dan penguatan dolar AS mengakibatkan risiko lebih
lanjut terhadap wilayah tersebut.
Dalam perkiraan terbaru untuk
Asia Timur, Bank Dunia mengatakan ekonomi Tiongkok akan tumbuh 7,1
persen pada 2015, lebih lambat dari 7,2 persen yang diproyeksikan pada
Oktober dan turun dari pertumbuhan 7,4 persen pada tahun lalu.
Sementara
negara berkembang Asia Timur akan tumbuh 6,7 persen, berkurang dari 6,9
persen pada 2014, kata Bank Dunia dalam edisi terbaru laporan
perkembangan ekonomi Asia Timur dan Pasifik.
"Meski pertumbuhan
di Asia Timur sedikit lebih lambat, wilayah ini masih akan menyumbang
sepertiga dari pertumbuhan global, dua kali kontribusi gabungan dari
semua negara berkembang lainnya," Axel van Trotsenburg, Wakil Presiden
Bank Dunia untuk Kawasan Asia Timur dan Pasifik seperti dikutip AFP.
(Ant)
Indonesia bakal manfaatkan "panggung" WEF
Jumat, 17 April 2015 15:48 WIB
......WEF ini akan menjadi panggung untuk menjelaskan program pemerintah dan mengenalkan Indonesia......