Jambi (ANTARA, Jambi) - Pihak Akademi Keperawatan (Akper) Yayasan Pendidikan Serentak Bak Regam (YPSBR) Muarabulian Kabupaten Batanghari, membantah jika pihaknya telah menelantarkan mahasiswanya yang sedang mengikuti kegiatan praktek klinik keperawatan (PKK).
Penanggungjawab program PKK, Syarbaini, saat dikonfirmasi Selasa, mengatakan pihaknya tidak pernah menelantarkan mahasiswa yang sedang menjalani porgram PKK dan program ini memang adanya kekurangan namun pihak Akper tidak sampai tidak tanggungjawab.
Masalah yang muncul dalam pelaksanaan kegiatan PKK itu adalah transportasi disediakan oleh pihak Akper memang ada sedikit kekurangan namun tidak sampai menelantarkan atau tidak bertanggungjawab dan semuanya dapat diselesaikan.
Sedangkan untuk kegiatan makan minum mahasiswa yang melaksanaan program kegiatan PKK di kelolah oleh pihak ketiga, sehingga pihak Akper tidak bisa memberikan penjelasan pasti terkait masalah itu.
Sebanyak 109 mahasiswa Akper YPSBR Muarabulian pada tahun ini mengikuti kegiatan PKK di tiga tempat yang dibagi dalam dua kelompok .
Sementara itu, Direktur Akper YPSBR Muarabulian, Iza Pahlepi mengungkapkan, kurang tahu yang terjadi saat ini dan dirinya saat ini sedang dirawat di rumah sakit sehingga tidak bisa berkomentar banyak.
" Ya, saya kurang mengetahui persoalan keluhan mahasiswa yang sedang mengikuti PKK
tersebut, dan saya saat ini sedang dirawat dirumah sakit. Untuk lebih jelasnya silahkan tanya kepada Syabaini, yang merupakan penanggungjawab pada kegiatan ini," kata Iza Pahlepi.
Sementara itu mahasiswa Akademi Keperawatan (Akper) Yayasan Pendidikan Serentak Bak Regam (YPSBR) Muarabulian Kabupaten Batanghari, Jambi, mengeluh dan menilai pihak yayasan tidak bertanggungjawab kepada kegiatan praktek klinik keperawatan (PKK) mahasiswa semester VI tahun akademi 2014/2015.
Mereka menjalani program PKK ditiga tempat yakni di RSU Raden Matraher Jambi, Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Jambi dan Panti Werdha Budi Luhur Jambi.
Seorang mahasiswa Akper YPSBR Muarabulian yang tidak bersedian menyebutkan namanya mengatakan, selama pelaksanaan PKK yang berlangsung 48 hari yang diikuti sebanyak 109 mahasiswa, pihak Akper tidak bertanggungjawab atas keselamatan dan kesehatan mahasiswa.
Pihak Akper tidak komitmen terhadap mahasiswa selama kegitan berlangsung, seperti transportasi dan konsumsi makan minum mahasiswa. Padahal mereka sudah membayar uang kegiatan ini sebesar Rp5,4 juta per mahasiswa.
Seperti transportasi yang dijanjikan oleh pihak Akper antar jemput mahasiswa juga dikeluhkan, sebab kebanyak mahasiswa menaiki oplet dari asrama ke tempat praktek. Begitu juga dengan masalah konsumsi makan, sering mahasiswa makan nasi yang sudah basi dan air minum juga tidak disediakan oleh pihak pelaksana.
Seorang wali dari mahasiswa berinisial RH sangat menyayangkan pihak penanggungjawab atau pihak pembimbing Akper YPSBR yang tidak bertanggungjawab kepada mahasiswa yang mengikuti kegiatan PKK selama lebih kurang dua bulan ini.
"Selama anak saya mengikuti PKK di Jambi banyak mengeluhkan, seperti transportasi, makanan yang tidak patut untuk dimakan, air minum yang tidak tersedia dan terpaksa beli sendiri, padahal uang kegiatan tersebut sudah dibayar sebesar Rp5,4 juta," kata RH.(Ant)
Akper YPSBR Muarabulian bantah terlantarkan mahasiswa praktek
Selasa, 21 April 2015 17:43 WIB
......Pihaknya tidak pernah menelantarkan mahasiswa yang sedang menjalani porgram PKK dan program ini memang adanya kekurangan namun pihak Akper tidak sampai tidak tanggungjawab.......