Jakarta (ANTARA Jambi) - Usianya baru 12 tahun, namun Miftahul Khoirunnisa rela berpisah dengan ibunya demi bulu tangkis.
Gadis kecil yang biasa disapa Mifta itu kini tinggal bersama ayahnya
yang mengajar di SMK 3 Bandar Lampung, demi meningkatkan prestasi bulu
tangkisnya.
Sementara ibunya, Nurhamidah Rambe yang juga seorang guru, tinggal di Baturaja, Sumatera Selatan.
"Dia bergabung dengan klub PB (Perkumpulan Bulutangkis) BTRC Lampung
untuk meningkatkan prestasinya," ujar guru bahasa Inggris di MTsN
Baturaja itu kepada Antara, Sabtu.
Bahkan, demi bisa lolos audisi, Mifta yang mulai bermain bulu tangkis
sejak kelas 1 SD itu, rela meninggalkan sekolahnya untuk mengikuti
pemusatan latihan selama sebulan penuh.
"Dia izin dan mendapat dispensasi dari sekolahnya untuk mengikuti
pemusatan latihan selama sebulan," kata Nurhamidah mengenai anaknya yang
baru pertama kali mengikuti audisi PB Djarum.
Nurhamidah mengatakan, Mifta berangkat ke Kudus, Jawa Tengah untuk
melanjutkan proses audisi Djarum Beasiswa Bulu Tangkis 2015, Sabtu
(29/8) sore sekitar pukul 15.00 WIB bersama rombongan anak-anak Lampung
lainnya menggunakan bus.
Selain mereka yang sudah lolos ke tahap final seperti Kafi Raditya
Pandika, dan Muhammad Gading Nasrul melalui audisi di Palembang,
beberapa anak yang gagal pada audisi lalu, juga ikut ke Kudus untuk
mencoba lagi pada audisi di kota itu.
Meski tidak ikut mendampingi anak pertamanya itu ke Kudus, Nurhamidah
berharap putrinya dapat diterima bergabung dengan PB Djarum yang sudah
menghasilkan banyak atlet bulu tangkis berprestasi seperti Tontowi Ahmad
dan Mohammad Ahsan.
"Cita-citanya ingin jadi pemain yang berprestasi seperti Ahsan dan Debby
(Susanto) yang juga sama-sama berasal dari Sumsel," katanya.
Mandiri
Anak lain yang juga berangkat bersama rombongan bus dari Lampung adalah
Kafi Raditya Pandika (12).
Kafi yang juga lolos ke tahap final audisi di Kudus --setelah mengikuti
audisi di Palembang-- itu bahkan tidak didampingi orangtuanya sama
sekali.
"Saya tidak ikut. Dia hanya didampingi pelatihnya dari PB BTRC," ujar
Budi Santoso, ayah Kafi yang berprofesi sebagai pelatih bulu tangkis.
Budi yang pernah menjadi asisten pelatih di BTRC sebelum berhenti dan
melatih di sekitar rumahnya itu mengatakan bahwa Kafi sudah terbiasa
mandiri.
"Ketika mengikuti O2SN (Olimpiade Olahraga Siswa Nasional) di Ragunan
(Jakarta) mewakili Lampung, dia juga hanya didampingi pelatih," katanya.
Budi sangat berharap anaknya dapat diterima di salah satu klub terbesar di Tanah Air.
"Saya akan senang sekali jika ia bisa menjadi atlet di PB Djarum. Untuk
warga dengan ekonomi menengah ke bawah akan sangat menolong karena di
sana sudah dibiayai semuanya untuk latihan maupun untuk mengikuti
turnamen," kata Budi.
Budi mengakui, untuk bergabung dengan klub lokal saja ia harus
mengeluarkan biaya sekitar Rp300 ribu untuk latihan selama sebulan.
"Latihannya setiap hari, pagi dan sore, tidak ada hari libur latihan."
Biaya itu belum termasuk untuk peralatan dan perlengkapan berlatih.
Selain itu, lanjut Budi, jika berhasil bergabung dengan klub papan atas,
permainan bulu tangkis anaknya pun akan semakin baik berkat didikan
pelatih-pelatih profesional.
Untuk biaya berangkat dan tinggal di Kudus selama mengikuti audisi, Budi
mengakui dibutuhkan sekitar Rp2 juta yang sudah mencakup semua
kebutuhan, baik ongkos maupun tempat tinggal.
"Di Kudus mereka ngontrak rumah rame-rame. Total biayanya Rp2 juta per
anak. Untungnya karena anak saya sudah lolos ke tahap final, PB Djarum
memberi Rp2 juta untuk akomodasi selama audisi," katanya.
Menurut Budi, bagi peserta yang sudah lolos ke tahap final PB Djarum
memberi biaya akomodasi Rp2 juta bagi mereka yang berasal dari luar
Jawa, sedangkan peserta dari Pulau Jawa mendapat Rp1 juta.
Selain Mifta, Kafi, dan Gading yang sudah lolos ke tahap final, menurut
Budi, ada sekitar lima atau enam anak yang akan mengikuti audisi di
Kudus yang akan berlangsung pada 31 Agustus hingga 3 September 2015.
Finas seleksi PB Djarum akan digelar 4-6 September 2015 di GOR Djarum,
Jati, Kudus, Jawa Tengah. Tahap tersebut merupakan kompetisi antar
peserta yang lolos dari audisi di sembilan kota yakni Palembang, Medan,
Jember, Balikpapan, Manado, Makassar, Tasikmalaya, Purwokerto dan Kudus.
"Semoga ia berhasil," demikian harapan Budi terhadap anaknya
yang Februari lalu meraih medali perak Pusri Open untuk kategori tunggal
anak-anak putra.
Rela berpisah demi bulu tangkis
Sabtu, 29 Agustus 2015 22:40 WIB
......Cita-citanya ingin jadi pemain yang berprestasi seperti Ahsan dan Debby (Susanto) yang juga sama-sama berasal dari Sumsel......