Jakarta (ANTARA Jambi) - Nilai tukar rupiah dalam transaksi
antarbank di Jakarta, Selasa pagi, naik 57 poin dari posisi terakhir
kemarin menjadi Rp13.593 per dolar AS.
Ekonom Samuel Sekuritas, Rangga Cipta, dalam kajiannya menyatakan
nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar AS mengikuti sentimen di pasar
global.
Menurut dia, dolar AS cenderung melemah setelah
Institute for Supply Management (ISM) mengumumkan indeks manufaktur
Amerika Serikat turun menjadi 50,1 pada Oktober, turun dari indeks
September yang tercatat 50,2.
Sementara di dalam negeri, ia menjelaskan, deflasi 0,08 persen
selama Oktober yang membuat inflasi tahun kalender Januari-Oktober 2015
menjadi 2,16 persen meningkatkan harapan penurunan suku bunga acuan Bank
Indonesia (BI rate).
Kendati demikian, laju rupiah masih dibatasi oleh angka pertumbuhan
triwulan III 2015 yang akan dirilis pekan ini. Jika ekonomi membaik
maka optimisme pelaku pasar uang terhadap rupiah akan kembali membaik.
Ekonom Mandiri Sekuritas Aldian Taloputra menambahkan meski risiko
dalam negeri dan eksternal sudah mereda, namun risiko volatilitas rupiah
masih ada di tengah ketidakpastian global.
"Karena itu, kami memprediksi BI rate masih tidak berubah pada 7,5
persen tahun ini dengan kemungkinan pemangkasan 50 basis poin tahun
2016," katanya.
Rupiah menguat menjadi Rp13.593 per dolar AS
Selasa, 3 November 2015 12:12 WIB