Mataram, NTB (ANTARA Jambi) - PT Dwi Naga Sakti Abadi selaku
produsen sepatu merek homyped yang ditemukan beredar di Kota Mataram,
dengan alas berlafaz Allah, menyatakan siap menarik semua produksinya
untuk menjamin agar masyarakat tidak resah terhadap hal itu.
"Kami sudah menandatangi surat pernyataan dengan MUI Kota Tangerang
dan Kota Mataram yang merupakan komitmen kami untuk menarik semua
produksi kami yang dinilai meresahkan masyarakat," kata Desainer Manajer
PT Dwi Naga Sakti Abadi, Miskam, saat memberikan klarifikasi, di
Mataram, NTB, Kamis.
Miskam datang bersama General Manajer Raimond Ricard, Wakil Ketua
MUI Tagerang HM Bajuri Khatib, dan diterima oleh Ketua MUI Kota Mataram H
Mukhtar, perwakilan dari Kantor Kementerian Agama serta Dinas Koperasi
Perindustrian dan Perdagangan Kota Mataram.
Dikatakannya, setelah semua barang ditarik, pihaknya akan
mengumpulkan sepatu itu untuk membicarakan langkah selanjutnya secara
teknis.
"Kemungkinan akan dilebur atau solusi lainnya, yang pasti kami menjamin barang tersebut tidak beredar lagi," katanya.
Dalam kesempatan itu, Miskam menjelasakan, dalam mendesain sepatu
merek homyped yang ditemukan berlafaz Allah itu tidak ada sama sekali
unsur kesengajaan, direncanakan, apalagi niat untuk menistakan agama,
sebab 100 persen tim desainer di perusahaan itu merupakan karyawan
muslim.
Desain itu, kata Miskam yang mendesain sepatu tersebut bersama
rekannya Sulistio Widodo, terinspirasi dengan lika-liku jalan disebuah
pengunungan.
"Lika-liku yang dikatakan berlafaz Allah itu sebenarnya jalan
menuju pengunungan, tetapi karena kami kurang paham terhadap hot arab
atau seni kaligrafi sehingga hal itu dikatakan menyerupai tulisan
Allah," katanya.
Terkait dengan itu, dalam kesempatan tersebut, Miskam yang mewakili
pimpinan dan seluruh karyawan PT Dwi Naga Sakti Abadi memohon maaf
kepada semua masyarakat terutama umat muslim.
"Ini menjadi pelajaran kami ke depan untuk lebih berhati-hati dan teliti," katanya.
General Manajer Raimond Ricard menambahkan, sepatu homyped yang
ditemukan berlafazkan Allah itu merupakan produksi tahun 2015, dengan
jumlah produksi sebanyak 100.000.
Namun demikian, mereka belum dapat menyebut berapa banyak sepatu itu sudah beredar di Indonesia.
"Yang pasti kami akan menarik semua yang ada di distributor dan siap mengganti jika ada ditemukan pada konsumen," katanya.
Temuan alas sepatu yang berlafaz Allah itu berawal dari jejak kaki
siswa di Madrasah Ibtiaiah Negeri Karang Baru, Mataram, yang kemudian
para siswa di sekolah itu dikumpulkan dan diminta untuk memeriksa
sepatunya.
Hasilnya, pihak sekolah menemukan tiga siswa yang menggunakan
sepatu serupa dengan merek yang sama, sehingga pihak sekolah melakukan
penyitaan terhadap sepatu siswa tersebut.
Namun pihak sekolah hanya menyita satu sepatu siswa, karena dua
siswa lain mengaku tidak memiliki sepatu lagi sehingga mereka diizinkan
membawa pulang tetapi tidak digunakan lagi.
Produsen sepatu berlafaz Allah siap tarik produksinya
Kamis, 11 Februari 2016 15:01 WIB
......Kemungkinan akan dilebur atau solusi lainnya, yang pasti kami menjamin barang tersebut tidak beredar lagi......