Jakarta (ANTARA Jambi) - Bank Indonesia memperkirakan inflasi Mei
2016 sebesar 0,19 persen, dan mendorong laju inflasi tahunan menjadi
sekitar 3,3 persen, semakin rendah di bawah prediksi bank sentral dan
pemerintah.
Gubernur BI Agus Martowardojo di Jakarta, Jumat,
mengatakan, meskipun laju inflasi semakin terjaga hingga tengah tahun,
tekanan kenaikan harga beberapa komoditas barang makanan dengan harga
yang bergejolak (volatile food) menjelang Ramdhan dan Lebaran harus diwaspadai.
"Kita melihat bahwa tekanan di hortikultura seperti cabai sudah
lebih turun. Namun untuk (harga) daging ayam memang masih musti
diperhatikan," katanya.
Inflasi tahunan hingga akhir April sebesar 3,6 persen setelah pada bulan keempat tersebut terjadi deflasi 0,45 persen.
Menjelang tren konsumsi tinggi di Ramdhan pada Juni 2016 dan juga
Lebaran, Agus mengatakan Bank Sentral sudah berkoordinasi dengan
Kementerian Koordinator Perekonomian, Kementerian Perdagangan, dan
Kementerian Pertanian untuk menjaga pasokan dan distribusi bahan pokok.
Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) juga sudah disiagakan untuk
mengontrol laju inflasi di daerah yang kerap tak terkendali.
Hasil kajian TPID yang melibatkan bank sentral dan pemerintah, lima
komoditi pengerek inflasi harus diwaspadai, yakni beras, daging sapi,
bawang merah, cabai dan berbagai variannya, serta daging ayam.
Agus melihat, ketika Ramadhan nanti, tekanan inflasi akan
membayangi karena konsumsi masyarakat juga akan beranjak pulih. Salah
satu pemicunya, pencairan gaji ke-13 dan ke-14 untuk karyawan yang akan
mengerek naik daya beli.
"Jadi memang (konsumsi) sedikit menurun, namun kita melihat bahwa
kalau nanti gaji ke-13 dan ke-14 dbayarkan Juni 2016. Tentu ini akan
membantu pengeluaran jadi artinya konsumsi akan lebih baik," ujarnya.
BI perkirakan inflasi Mei 0,19 persen
Jumat, 27 Mei 2016 14:15 WIB
......Kita melihat bahwa tekanan di hortikultura seperti cabai sudah lebih turun......