Jakarta (ANTARA Jambi) - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo
menegaskan bahwa pemerintah Indonesia tidak akan membayar uang tebusan
untuk membebaskan tujuh WNI anak buah kapal (ABK) yang menjadi sandera
kelompok bersenjata Filipina.
"Saya sangat amat menentang dengan
cara pembayaran (tebusan) karena menunjukkan bangsa kita pengecut dan
sapi perah. Jangan mau kita bayar," ujar Gatot usai mengikuti rapat
tentang Crisis Centre untuk pembebasan sandera WNI ABK di
Kemenkopolhukam, Jakarta, Jumat malam.
Menurut dia, pemerintah Indonesia terus berkoordinasi dengan
pemerintah Filipina yang baru dilantik di bawah kepemimpinan Presiden
Rodrigo Dutarte, tentang pembebasan sandera.
TNI sendiri menyatakan selalu siap jika diperintahkan untuk bergerak
membaskan sandera, termasuk mempersiapkan segala kemungkinan dan
pilihan operasi pembebasan.
Namun, konstitusi Filipina melarang militer asing beroperasi di teritorinya.
"Kita punya pesawat, kita terbangkan saja selesai. Mau terjun atau
lewat bawah laut bisa, tapi kita ini kan bangsa yang bertetangga, punya
hukum masing-masing," kata Gatot.
Ie memastikan bahwa TNI terus memantau kondisi tujuh WNI ABK kapal
Tugboat Charles 001 dan kapal tongkang Robby 152 yang disandera di
Kepulauan Sulu, Filipina Selatan, sejak 21 Juni 2016.
Menurut informasi yang Gatot terima, lokasi penyanderaan ketujuh WNI
tersebut terus berpindah-pindah, bahkan mereka terpisah.
"Empat orang sama tiga orang lokasinya berbeda. Yang empat sudah
terlacak, yang tiga juga tapi kemudian bergeser lagi," ujar dia.
Ketujuh WNI yang dimaksud yakni kapten kapal Ferry Arifin, kepala
kamar mesin M Mahbrur Dahri, serta masinis pertama Edi Suryono.
Selanjutnya, mualim I Ismail, masinis ketiga M Nasir, oil man atau
pembantu kamar mesin M Sofyan, serta jurumudi Robin Piter.
Diduga peristiwa penyanderaan ketujuh awak kapal Tugboat Charles 007
itu terjadi karena mereka melanggar larangan pelayaran perdagangan batu
bara ke Filipina.
Untuk menghemat waktu dan bahan bakar pelayaran sepanjang 18 mil,
Tugboat Charles memotong jalur melingkar yang menghindari perairan rawan
Pulau Jolo.
Saat berlayar menarik kembali kapal tongkang Robby ke Indonesia,
tujuh awak Tugboat Charles disandera dan diculik kelompok bersenjata
setelah kapal dikejar dan dihentikan di tengah laut, sementara enam awak
lainnya berhasil mengemudikan kapal kembali ke Tanah Air.
Panglima TNI tegaskan Indonesia tidak akan bayar tebusan
Sabtu, 2 Juli 2016 6:18 WIB
......Saya sangat amat menentang dengan cara pembayaran (tebusan) karena menunjukkan bangsa kita pengecut dan sapi perah. Jangan mau kita bayar......