Jakarta (ANTARA Jambi) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan
Terorisme (BNPT), Komisaris Jenderal Polisi Suhardi Alius, menyatakan,
Jemaah Anshar Daulah (JAD) merupakan kelompok yang paling diwaspadai
pergerakannya di Indonesia saat ini.
"Yang paling diwaspadai JAD tetapi jaringan yang lain juga masih
ada. Tetapi yang sekarang punya afiliasi langsung dengan jaringan
global, yaitu JAD," kata Alius, di sela-sela seminar bertajuk Preventive Justice Dalam Antisipasi Perkembangan Ancaman Terorisme, di Jakarta, Selasa.
Senada dengan Alius, Kepala Kepolisian Indonesia, Jenderal Polisi
Tito Karnavian, juga menyatakan, sel-sel dari JAD memang masih ada
tetapi mereka berhubungan dengan jaringan-jaringan yang berada di Suriah
dan Irak.
"Jadi, yang bisa kami lakukan di sini adalah berusaha meminimalisir
gerakan mereka dan rekrutmen mereka. Tetapi akar masalahnya sendiri
yang di Suriah kami harap juga bisa diselesaikan dengan kerja sama
internasional," ucap Karnavian.
Alius juga menyatakan, fenonema yang terjadi saat ini adalah
bagaimana JAD maupun kelompok teroris lainnya dapat bergerak
sendiri-sendiri maupun berkelompok dengan perintah-perintah melalui
media sosial.
"Misalnya ISIS, mereka lihai dalam menggunakan ruang maya untuk
menyebarkan aksi teror mereka, rekrutmen anggota maupun menghasut ribuan
orang," kata dia.
Selain itu, kata dia, media sosial juga bisa dimanfaatkan untuk
melakukan koordinasi antara satu jaringan dengan jaringan lainnya di
seluruh dunia.
"Misalnya menentukan lokasi serangan dan sebagai wadah untuk
menghimpun dana operasianal untuk melancarkan serangan," tuturnya.
Sebelumnya, Juhanda salah satu pelaku dalam peledakan bom di
halaman Gereja Oikumene, Samarinda pada Minggu (13/11) adalah anggota
JAD Kalimantan Timur.
Pelaku sendiri pernah menjalani hukuman penjara selama tiga tahun
enam bulan sejak Mei 2011 atas kasus teror bom Puspitek, Serpong,
Tangsel, Banten. Kemudian Juhanda dinyatakan bebas bersyarat setelah
mendapatkan remisi Idul Fitri pada 28 juli 2014.
Tak hanya terlibat kasus teror bom di Serpong, Juhanda alias Joh
juga diduga terkait dengan kasus bom buku di Jakarta pada 2011 yang
tergabung dalam kelompok Pepy Fernando.
Jamaah Anshar Daulah paling diwaspadai saat ini
Selasa, 6 Desember 2016 13:35 WIB
......tetapi jaringan yang lain juga masih ada. Tetapi yang sekarang punya afiliasi langsung dengan jaringan global, yaitu JAD......