Sydney, Antarajambi.com - Presiden Joko Widodo memilih bercerita soal
ekonomi Indonesia saat mengadakan pertemuan dengan warga negara
Indonesia yang tinggal di Australia.
"Saya lebih banyak cerita ekonomi, gak mau banyak cerita politik,
pusing, cerita ekonomi saja," kata Presiden Jokowi dalam acara temu WNI
dengan Presiden Jokowi di Darling Harboure Theatre International
Convention Center Sydney, Minggu.
Di hadapan sekitar 2.500 orang WNI yang tinggal di Australia,
Presiden bertanya kepada pengunjung apakah mereka datang untuk menonton
konser.
"Saya biasanya kalau ke daerah, selalu memberi kuis dengan hadiah sepeda tapi di sini, bawanya bagaimana," kata Presiden.
Meskipun belum jelas hadiahnya, namun Presiden Jokowi sempat
mengundang dua WNI maju ke depan untuk menjawab kuis yang disampaikan
Jokowi.
"Nanti hadiahnya dikirim dari Jakarta, tolong dicatat namanya," kata
Jokowi dalam acara yang dipandu komedian Sule dan Andre Taulani.
Presiden Jokowi menyebutkan pertumbuhan ekonomi pada 2016 pada
posisi 5,02 persen. "Dibanding negara lain yang anjlok sampai 100
persen, ada yang minus, ini pantut disyukuri karena masih di atas lima
persen," katanya.
Ia menyebutkan dibandingkan dengan negara besar di G20, Indonesia
masih masuk pada tiga besar terbaik. Kalahnya hanya sama India dan
Tiongkok.
"Ini sering kita tidak tahu sehingga tak mau bersyukur. Coba lihat
negara lain sudah ada yang minus karena perlambatan ekonomi dunia dan
ketidakpastian selalu membayangi kita semua,"katanya.
Di indikator inflasi, pengendalian harga, yang sebelumnya 8-8,3
persen pada 2015 bisa kita turunkan pada 3,02 persen, Artinya harga bisa
dikontrol dengan baik.
"Jangan sampai ada yang menaikkan isu cabai naik, yang naik hanya
cabai kok ribut, nanti kalau sudah musimnya dia juga akan turun. Jangan
termakan hal seperti," katanya.
Menurut dia, harga cabai mahal sedikit tidak apa-apa biar petani mendapat keuntungan.
"Kemudian terkait dengan kesenjangan, ini persoalan besar kita ada
di sini, gini ratio pada 2013 pada posisi 0,41, patut disyukuri pada
2015 masuk 0,38 dan 2016 pada posisi 0,37 persen.
Presiden juga menyebutkan anggaran infrastruktur pada 2017 meloncat
cukup besar karena pemerintah ingin fokus di bidang itu dalam lima tahun
ke depan.
"Ini basik bagi pergerakan ekonomi ke depan. Anggaran infrastruktur
pada 2017 sudah menjadi Rp346 triliun," kata Jokowi dalam acara yang
dihadiri Dubes RI untuk Australia Nadjib Riphat Kesoema, Menlu Retno
Marsudi, Kepala BKPM Thomas Lembong, Seskab Pramono Anung dan Kepala
Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf.
Sementara itu Nadjib Riphat Kesoema mengatakan minat WNI di
Australia yang tinggi menghadiri acara itu menunjukkan kedekatan
Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo dengan seluruh lapisan
masyarakat termasuk di Australia.
"Sejak pendaftaran 21 Februari lalu, ruang langsung terisi padahal
tidak hanya dari Sydney, tetapi juga lainnya seperti Brisbane, Canberra.
Ia menyebutkan ada 76.000 orang Indonesia tinggal di Australia. Dari
jumlah itu terdapat 19.000 orang yang merupakan pelajar/mahasiswa.
"Kita bangga masyarakat Indonesia di Australia terkenal ulet,
kompak, dan tidak neko-neko, dengan latar belakang beragam yang
menjunjung nilai multikultural yang selama ini juga dikembangkan
Australia," katanya.
Jokowi ke WNI di Australia tidak mau cerita politik
Minggu, 26 Februari 2017 17:45 WIB