Bengkulu (ANTARA News) - Jangan cuma dengar berisik suara mesin jet pesawat terbang saja, tapi rasakan juga sensasi melihat bumi dari udara. Itulah yang dialami puluhan petugas kebersihan di Bandar Udara Fatmawati Soekarno, Bengkulu, bersama anak yatim piatu yang mendapat bonus naik pesawat keliling kota Bengkulu selama 20 menit.

"Bonus istimewa berupa naik pesawat itu dalam rangka proklamasi ke-66 Indonesia kali ini yang bersamaan tanggal 17 Ramdhan 1432 Hijriyah," kata Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Provinsi Bengkulu, Ali Berti, Rabu.

Saat melepas keberangkatan para cleaning sirvis dan 40 anak yatim piatu, dia mengatakan, bonus tersebut merupakan bentuk saling berbagi dan mengasihi bagi pegawai rendahan di Bandara tersebut.

Para petugas kebersihan di Bandar Udara Fatmawati Soekarno itu dalam keseharian memang dekat secara fisik dengan dunia penerbangan. Saban hari mereka bisa melihat lekat-lekat pesawat terbang yang mendarat di sana. Tapi turut dalam penerbangan? Upah mereka tidak cukup untuk membeli tiket.

"Kami berharap bonus seperti ini diterapkan bagi perusahaan swasta lainnya sebagai bentuk saling berbagi dengan sesama," katanya.

Sedangkan anak-anak yatim itu, setelah diajak berkeliling sekitar 20 menit di udara, diberikan oleh-oleh berupa bingkisan lebaran, agar bisa bermanfaat dan pengalaman perdana yang mereka rasakan.

"Kita akan coba memanjakan mereka pada bulan suci ini, dengan harapan bila ada yang menjadi pejabat nanti tidak lupa diri terhadap orang lemah," katanya.

Hal tersebut pernah Berti lakukan beberapa tahun lalu di Samarinda. "Ternyata memiliki kesan tersendiri baik bagi anak yatim maupun terhadap yayasan yang menghidupi anak tersebut," katanya.

Ia memperkirakan, dari puluhan anak yatim itu ke depan dipastikan ada yang menjadi pejabat, setelah mereka dipercaya mendapat kedudukan diharapkan tidak lupa terhadap nasip masyarakat kurang mampu lainnya.

Pola itu akan ditanamkan pada generasi muda yang dibesarkan bukan oleh orang tua kandungnya, tapi mereka tetap bisa mengenyam pendidikan layak dan merasakan hiruk pikuk pelayanan terhadap masyarakat.

Anak yatim piatu tersebut berasal dari empat yayasan yaitu Kasih Ibu, Nuraini, Swasta Mandiri dan yayasan Tunas Harapan Bangsa, ke empat yayasan itu betul-betul menyantuni anak yatim piatu, katanya.

Eka (6) dari yayasan Tunas Harapan Bangsa usai turun pesawat mengatakan, "Pesawat yang aku naiki itu seperti naik kuda terbang, rasanya enak dan bila punya uang banyak ingin naik pesawat lagi."

Lain lagi komentar Herman seorang petugas kebersihan di banda udara itu, naik pesawat bagaikan terbang dalam sangkar karena bisa melihat keindahan suasana dibawah, namun tetap teringat dengan keluarga dirumah yang belum sama sekali naik pesawat seperti ini, ujarnya. (*)



Pewarta:

Editor : Ade P Marboen


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2011