Jakarta (ANTARA Jambi) - Program diversifikasi pangan yang dilakukan untuk mengurangi ketergantungan terhadap beras harus terus dilakukan dan bisa diaplikasikan untuk dikonsumsi secara massal sehingga tidak hanya berhenti pada ujicoba atau penelitian.

Usai rapat koordinasi ketahanan pangan dan pertanian di Kementerian Pertanian, Senin petang, Presiden mengatakan, pengembangan makanan alternatif untuk mengurangi ketergantungan terhadap beras sudah lama dilakukan namun lebih banyak dalam bentuk pameran atau ujicoba.

"Ini otokritik, sering dalam pengembangan dan penelitian hasilnya bagus, misalnya mie instan tidak hanya (terbuat dari tepung, red) tapi sekali lagi belum masuk mainstream industri pangan akibatnya belum bisa masuk ke industri pangan, jadi harus kita bereskan (hal itu-red)," kata Presiden.

Seiring dengan perubahan iklim dan juga peningkatan jumlah penduduk, sejumlah organisasi internasional di bidang pangan telah memperingatkan kemungkinan fluktuasi dan kenaikan harga pangan dunia.

Peringatan tersebut harus diperhatikan sehingga semua pihak bekerja sama untuk memastikan ketahanan pangan nasional khususnya kemampuan untuk memproduksi sendiri pangan yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Belajar dari pengalaman kenaikan harga pangan empat hingga tiga tahun lalu, pemerintah menargetkan lima komoditas yang harus mampu diproduksi di dalam negeri dengan keseimbangan antara permintaan dan persediaan, masing-masing beras, jagung, gula, daging dan kedelai.

"Untuk meningkatkan surplus beras secara nasional diperlukan lahan yang cukup dan areal baru, sehingga bisa kita capai sasaran per tahun," tegasnya.

Target pemerintah jelas, supaya aman, mengingat kebutuhan konsumsi beras tinggi maka secara nasional harus mempunyai surplus beras 10 juta ton untuk jangka menengah yang sejauh mungkin bisa dicapai 2014.

Persoalan di lahan, lanjutnya, BPN, sekian tahun lalu sampaikan ada 7,2 juta hektare tanah terlantar setelah didalami dan dicek, 4,8 juta hektare, tetapi sebagian besar HGU dan tidak digunakan.

Dari Kementerian Kehutanan, ada langkah konkrit dan riil menambah areal pertanian, misalkan di Kalbar, Kalteng dan Kaltim ada 300.000 hektare yang bisa digunakan, Maluku ada 300.000 hektare di Papua ada 500.000 hektare, artinya yang itupun 1,1 juta hektare dengan proses berjalan bisa tambah areal.

"Kita menuju ke kemandirian, kalau pangan meski kita bisa beli, saya punya doktrin, kalau pangan sebaiknya kita mandiri, lima komoditas yang harus kita kejar," katanya.

"Bahwa masih ada impor ya, karena bagaimanapun dari 800.000 ton ke 2,5 juta ton kedelai perlu waktu. Saya ingin menjadi pekerjaan bersama dengan pemerintah daerah, implementasi kebijakan ketahanan pangan dan untuk capai sasaran khusus tadi di bidang kedelai dan daging sapi," tambah Preside.

Kepala Negara minta semua pihak untuk secara serius menyelesaikan semua permasalahan yang ada, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah sehingga pengembangan ketahanan pangan bisa terwujud sesuai dengan rencana yang ditetapkan.(Ant)

Pewarta:

Editor : Edy Supriyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2012