Nusa Dua, Bali (ANTARA Jambi) - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menilai moratorium (penundaan) Pemberian Izin Baru dan Penyempurnaan Tata Kelola Hutan Alam Primer dan Lahan Gambut yang tertuang dalam Instruksi Presiden (Inpres) No 10 Tahun 2011 akan menghambat ekspansi industri kelapa sawit di Indonesia.

"Moratorium ini bisa menghambat ekspansi kelapa sawit Indonesia," kata Ketua Umum GAPKI Joefly J. Bahroeny, usai membuka konferensi internasional kelapa sawit ke-8 (Indonesian Palm Oil Conference/IPOC & 2013 Price Outlook) di Nusa Dua Bali, Kamis.

Ia mengatakan, jika moratorium tersebut diperpanjang maka akan menjadikan perkembangan perkelapasawitan nasional mengalami kemandegan.

Pada kesempatan itu, GAPKI memberikan masukan kepada pemerintah melalui Menteri Pertanian yang membuka konferensi yang dihadiri 183 orang dari 36 negara itu agar moratorium  tidak diperpanjang kembali.

Apalagi, ia berpendapat permintaan terhadap kelapa sawit terus meningkat seiring meningkatkan populasi penduduk dunia. "Moratorium juga bisa menimbulkan persepsi negatif terhadap kelapa sawit Indonesia," katanya.

Sebagaimana diketahui, mulai 20 Mei 2011 penerapan moratorium (penundaan) terhadap pemberian izin kawasan hutan alam dan gambut berlaku efektif selama dua tahun ke depan sesuai Instruksi Presiden (Inpres) No 10 Tahun 2011 tentang penundaan pemberian izin baru dan penyempurnaan tata kelola hutan alam dan lahan gambut.

Inpres ini berlaku khusus untuk 64,2 juta hektare hutan alam primer dan lahan gambut di Indonesia.

Dalam Inpres itu diatur juga bahwa penundaan pemberian izin baru berlaku untuk hutan alam primer dan lahan gambut yang berada di hutan konservasi, hutan lindung, hutan produksi (hutan produksi terbatas, hutan produksi biasa atau tetap, hutan produksi yang dapat dikonversi) dan area penggunaan lain.

Terkait pembelakuan moratorium tersebut Indonesia mendapatkan komitmen kucuran dana hingga 1 miliar dolar AS dari Norwegia.

Menanggapi hal itu, Menteri Pertanian Suswono menyatakan akan menindaklanjuti beberapa masukan dari GAPKI.(Ant)

Pewarta:

Editor : Edy Supriyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2012