Jambi (ANTARA Jambi) - Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jambi, Gamal Husein mengatakan, penyaluran pipa 'city gas' ke rumah tangga di Kota Jambi terkendala perubahan sambungan karena warga banyak yang merenovasi rumah.
"Perubahan sambungan 'city gas' terjadi karena rumah masyarakat yang tadinya sederhana dan sudah dipasang sambungan, mengubah lagi bangunan rumahnya. Dengan begitu, jaringan meteran yang ada juga berubah," kata Gamal, di Jambi, Jumat.
Bahkan, katanya, sambungan pipa untuk menyalurkan gas alam itu juga telah banyak yang lepas, sehingga dikhawatirkan nantinya bisa menyebabkan terjadinya kebocoran yang mengakibatkan kebakaran.
"Kalau bangunan berubah pipa gas juga berubah, itu bahayanya, bisa bocor, tapi masalahnya saat mengubah bangunan mereka tidak melapor, alasan mereka tidak tau tempat di mana harus melapor," katanya menjelaskan.
Akibat banyak warga yang mengubah bangunan, penyambungan pipa pun belum bisa dilanjutkan karena penyambungan tersebut tidak bisa dilakukan secara serentak.
Target penyambungan untuk 4.000 rumah tangga di Kelurahan Handil dan Thehok Kota Jambi kemungkinan juga tidak terealisasi sesuai waktu yang ditetapkan, yakni akhir Agustus 2015.
"Harus secara bertahap dan bergiliran, pada regulator satu dipasang 200 dulu, terus kalau 200 rumah yang dipasang tidak terjadi masalah dilanjutkan ke pemasangan regulator dua dan begitu seterusnya. Saat ini kan kita bermasalah di regulator tujuh, karena di daerah ini yang banyak terjadi perubahan sambungan," kata Gamal.
Hingga saat ini, saluran pipa 'city gas' di Kelurahan Thehok dan Handil baru terpasang sebanyak 700 satuan sambungan, rumah tangga di daerah itu pun sudah dialiri dan mereka menikmati gas alam.
Setelah di-'launching' oleh Menteri ESDM beberapa waktu lalu, proyek 'city gas' di Jambi diyakini mampu mengaliri 4.000 rumah hingga akhir Agustus 2015, dan itu adalah janji pihak pengelola. (Ant)
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2015
"Perubahan sambungan 'city gas' terjadi karena rumah masyarakat yang tadinya sederhana dan sudah dipasang sambungan, mengubah lagi bangunan rumahnya. Dengan begitu, jaringan meteran yang ada juga berubah," kata Gamal, di Jambi, Jumat.
Bahkan, katanya, sambungan pipa untuk menyalurkan gas alam itu juga telah banyak yang lepas, sehingga dikhawatirkan nantinya bisa menyebabkan terjadinya kebocoran yang mengakibatkan kebakaran.
"Kalau bangunan berubah pipa gas juga berubah, itu bahayanya, bisa bocor, tapi masalahnya saat mengubah bangunan mereka tidak melapor, alasan mereka tidak tau tempat di mana harus melapor," katanya menjelaskan.
Akibat banyak warga yang mengubah bangunan, penyambungan pipa pun belum bisa dilanjutkan karena penyambungan tersebut tidak bisa dilakukan secara serentak.
Target penyambungan untuk 4.000 rumah tangga di Kelurahan Handil dan Thehok Kota Jambi kemungkinan juga tidak terealisasi sesuai waktu yang ditetapkan, yakni akhir Agustus 2015.
"Harus secara bertahap dan bergiliran, pada regulator satu dipasang 200 dulu, terus kalau 200 rumah yang dipasang tidak terjadi masalah dilanjutkan ke pemasangan regulator dua dan begitu seterusnya. Saat ini kan kita bermasalah di regulator tujuh, karena di daerah ini yang banyak terjadi perubahan sambungan," kata Gamal.
Hingga saat ini, saluran pipa 'city gas' di Kelurahan Thehok dan Handil baru terpasang sebanyak 700 satuan sambungan, rumah tangga di daerah itu pun sudah dialiri dan mereka menikmati gas alam.
Setelah di-'launching' oleh Menteri ESDM beberapa waktu lalu, proyek 'city gas' di Jambi diyakini mampu mengaliri 4.000 rumah hingga akhir Agustus 2015, dan itu adalah janji pihak pengelola. (Ant)
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2015