Jambi (ANTARA Jambi)- Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Provinsi Jambi meminta pemerintah harus mulai memperdayakan pengrajin tas anyaman tradisional setelah diberlakukannya kantong plastik berbayar.

    "Pemerintah harus melihat kesempatan ini, karena satu sisi sama-sama untung, pengrajin untung dan lingkungan juga untung karena tas anyaman ini lebih ramah lingkungan," kata Direktur Eksekutif Walhi Jambi, Musri Nauli di Jambi, Kamis.

    Untuk itu pemerintah perlu menghidupkan kembali keberadaan tas anyaman tradisional yang biasa terbuat dari bahan seperti rotan, daun pandan, kain bekas dan sejumlah bahan lainnya yang saat ini sudah sulit ditemui itu.

    "Artinya ini juga menjadi kesempatan peluang bisnis bagi pelaku industri kreatif di Jambi untuk memproduksi dan menjual tas tradisional," katanya menjelaskan.

    Sudah sulitnya ditemui tas anyaman tradisonal tersebut, menurutnya, masyarakat saat ini lebih menyukai hal yang simpel yaitu dengan menggunakan kantong plastik.

    "Misalnya saat ini seperti di pasar-pasar, dulu kita sering menjumpai ibu-ibu yang belanja membawa tas sendiri, tapi sekarang itu sudah jarang," katanya.

    Menanggapi regulasi penerapan kantong plastik berbayar tersebut, pihaknya mengaku menyetujui karena secara langsung mengajak masyarakat untuk meninggalkan penggunaan kantong plastik yang berdampak terhadap lingkungan.

    "Penerapan ini seharusnya harus dari dulu dan juga seharusnya penerapan kantong plastik berbayar ini dibuat mahal, sehingga masyarakat bisa meninggalkan kantong palstik," katanya menjelaskan. (Ant)

Pewarta: Gresi Plasmanto

Editor : Dodi Saputra


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2016