Jambi (ANTARA Jambi) - Pemerintah Provinsi Jambi menyebutkan lulusan sekolah keperawatan berpeluang kerja di Jepang dengan gaji minimal Rp12 juta.

Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Sosnakertran) Provinsi Jambi M Dianto mengatakan tahun 2016 ini kembali akan dibuka seleksi penerimaan tenaga perawat untuk bekerja di Jepang.

"Bagi tamatan ilmu keperawatan, setiap tahun ada peluang untuk bekerja di Jepang dengan sistem kontrak selama tiga tahun dan bisa diperpanjang," kata Dianto di Jambi, Minggu.

Tahun 2015 lalu, kata Dianto, ada 32 orang yang lulus tes di Jambi untuk melanjutkan tes di Jakarta. Namun hanya tiga orang saja yang lulus dan berangkat ke Jepang.

"Yang batal berangkat itu mereka yang pilih bekerja di kota-kota besar. Sementara yang akan diurus adalah orang lanjut usia (lansia) dan pasien rumah sakit. Lansia di Jepang lebih banyak berada di daerah pinggiran, bukan kota besar," katanya Dianto menjelaskan.

Jika lulusan akademi keperawatan di Jambi tertarik bekerja di Jepang, menurutny,a butuh persiapan yang matang dan sosialisasi yang maksimal. Sebab mayoritas calon peserta magang tahun 2015 lalu gagal karena salah memilih tempat.

Dianto mengatakan bahwa Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) sudah memberikan sosialisasi kepada 200 orang yang berasal dari ilmu keperawatan di Jambi.

"Sosialisasi dilaksanakan di aula Badan Latihan Kerja (BLK) Pematang Sulur Jambi, Sabtu (27/2) kemarin. Itu baru sosialisasi untuk tamatan keperawatan maupun dosen keperawatan," katanya.

Dalam sosialisasi itu, lanjutnya, disampaikan bahwa peluang kerja di luar negri sangat banyak.

Untuk tenaga keperawatan yang akan dikirim ke Jepang jumlahnya tak terbatas. Hanya saja kualifikasi yang akan dikirim harus memadai.

"Kapanpun mereka lolos, akan langsung dikirim langsung. Tiga tahun kontrak kerja bisa diperpanjang dan gaji minimal Rp12 Juta," katanya.

Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) ini, tantangan untuk tenaga kerja sangat tinggi.

Dianto mengatakan tenaga kerja Indonesia khususnya Jambi akan bersaing dengan tenaga kerja dari Singapura dan Malaysia serta negara lainnya.

"Kendala bahasa adalah persoalan utama yang harus ditanggulangi. Apalagi bekerja di Jepang, bahasanya khusus, bukan hanya bahasa Inggris," kata Dianto.

Perekrutan tenaga keperawatan ini yakni lulus di Jambi dan mengikuti lagi seleksi di tingkat pusat serta akan diikutkan kursus bahasa Jepang terlebih dahulu.

Setelah selesai kursus, maka mereka langsung bisa berangkat ke Jepang tanpa harus pulang lagi ke Jambi.

"Sejauh ini yang sudah berkomitmen untuk mengikuti program ini adalah Akademi Keperawatan (Akper) Garuda Putih Jambi," katanya menambahkan.

Pewarta: Dodi Saputra

Editor : Azhari


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2016