Jambi (ANTARA Jambi) - Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jambi menyebutkan,  kenaikan harga batu bara dalam beberapa bulan terakhir belum mempengaruhi peningkatan hasil produksi komoditi tambang di daerah itu.

"Belum ada pengaruh terhadap meningkatnya produksi, saat ini perusahaan batu bara masih ada yang enggan memproduksi," kata Kabid Pertambangan Umum pada ESDM Provinsi Jambi Abdul Salam Lubis di Jambi, Selasa.

Kenaikan harga tambang batu bara di Provinsi Jambi kata dia masih relatif masih rendah atau kenaikannya hanya diangka 0,8 dolar AS.

"Tentu perusahaan juga tidak mau rugi, jadi perusahaan juga melihat jumlah kenaikannya dan saat ini juga belum ada perusahaan yang melakukan produksi kembali pascakenaikan harga itu," katanya menjelaskan.

Harga komoditi tambang batu bara di Jambi saat ini berkisar antara 15 dolar AS per ton dan juga ada yang harganya mencapai 25 dolar AS per ton. Harga tergantung pada kualitas batu bara itu.

"Memang harganya ada yang 25 dolas AS per ton, dan harga itu juga dipengaruhi kualitas batu bara yaitu nilai kalor, kandungan air, kandungan sulfur dan kandungan abu," kata dia.

Hingga saat ini pascaterjadinya kenaikan harga komoditi tambang itu, pihaknya mencatat belum ada perusahaan yang kembali lagi memproduksi batu bara.

"Belum ada perubahan atau saat ini hanya ada sembilan perusahaan batu bara yang masih memproduksi dan mempunyai pasar yang jelas. Seperti untuk pembangkit listrik di dalam negeri," katanya.

Selain itu pihaknya juga mencatat bahwa produksi batu bara masih jauh dari target yang ditetapkan sebelumnya yakni 10,2 juta metrik ton (MT).

"Realisasi produksi batu bara di Provinsi Jambi pada periode Januari hingga Agustus 2016 ini baru mencapai 3,8 juta MT," kata Salam.

Dari realisasi produksi tersebut hasil Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) pada triwulan ke-II juga baru mencapai Rp38 miliar, atau masih jauh dari target yang ditetapkan sebesar Rp143 miliar hingga akhir 2016.

Sementara produksi batu bara di Provinsi Jambi tahun 2015 mengalami penurunan atau hanya mencapai 3,6 juta ton. Jumlah itu jauh menurun sekitar 60 persen dari tahun 2014 yang mencapai 8,2 juta ton. Penurunan juga diprediksi pada tahun ini.


Pewarta: Gresi Plasmanto

Editor : Azhari


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2016