Jambi (ANTARA Jambi) - Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jambi mencatat realisasi penerimaan negara bukan pajak (PNPB) dari sektor pertambangan batubara di daerah itu baru mencapai Rp49 miliar.
"Realisasi hingga triwulan ke-III ini baru mencapai Rp49 miliar atau 47 persen dan ini masih jauh dari target yang ditetapkan," kata Kepala Bidang Pertambangan Umum pada ESDM Provinsi Jambi Abdul Salam Lubis di Jambi, Selasa.
Realisasi tersebut, kata dia, masih jauh dari target yang ditetapkan sebelumnya yakni sebesar Rp104 miliar pada 2016, karena perusahaan yang beroperasi produksinya belum ada peningkatan.
"Yang memproduksi batubara hanya 9-12 perusahaan, dan perusahaan itu juga tidak pasti produksinya, kadang tiga bulan produksi terus sebulan lagi berhenti," katanya.
"Masih sedikit perusahaan yang berani produksi, karena harga batubara memang belum menjanjikan bagi perusahaan, sehingga mereka memilih berhenti produksi sementara," katanya lagi.
Pihaknya juga mencatat bahwa produksi batubara mengalami penurunan atau masih jauh dari target yang ditetapkan sebelumnya yakni 11,2 juta metrik ton (MT).
"Realisasi produksi batubara hingga oktober 2016 baru mencapai 4,8 juta MT," kata Salam.
Dia menyebut produksi batubara di Provinsi Jambi pada tahun 2015 terus mengalami penurunan atau hanya mencapai 3,6 juta MT. Jumlah tersebut jauh menurun sekitar 60 persen dari produksi tahun 2014 yang mencapai 8,2 juta MT.
"Produksi tahun 2016 ini kita prediksi akan menurun dan bahkan tidak bisa mencapai target," katanya menambahkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2016
"Realisasi hingga triwulan ke-III ini baru mencapai Rp49 miliar atau 47 persen dan ini masih jauh dari target yang ditetapkan," kata Kepala Bidang Pertambangan Umum pada ESDM Provinsi Jambi Abdul Salam Lubis di Jambi, Selasa.
Realisasi tersebut, kata dia, masih jauh dari target yang ditetapkan sebelumnya yakni sebesar Rp104 miliar pada 2016, karena perusahaan yang beroperasi produksinya belum ada peningkatan.
"Yang memproduksi batubara hanya 9-12 perusahaan, dan perusahaan itu juga tidak pasti produksinya, kadang tiga bulan produksi terus sebulan lagi berhenti," katanya.
"Masih sedikit perusahaan yang berani produksi, karena harga batubara memang belum menjanjikan bagi perusahaan, sehingga mereka memilih berhenti produksi sementara," katanya lagi.
Pihaknya juga mencatat bahwa produksi batubara mengalami penurunan atau masih jauh dari target yang ditetapkan sebelumnya yakni 11,2 juta metrik ton (MT).
"Realisasi produksi batubara hingga oktober 2016 baru mencapai 4,8 juta MT," kata Salam.
Dia menyebut produksi batubara di Provinsi Jambi pada tahun 2015 terus mengalami penurunan atau hanya mencapai 3,6 juta MT. Jumlah tersebut jauh menurun sekitar 60 persen dari produksi tahun 2014 yang mencapai 8,2 juta MT.
"Produksi tahun 2016 ini kita prediksi akan menurun dan bahkan tidak bisa mencapai target," katanya menambahkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2016