Tondano, Minahasa (ANTARA Jambi) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) gagal bertemu dengan perempuan asal Bitung yang bernama Mona dalam acara peringatan Natal Bersama Nasional 2016 di Tondano, Minahasa.

Presiden Jokowi hadir dalam acara Natal Bersama Nasional 2016 yang digelar di Gedung Wale Ne Tou Tondano, Kelurahan Sasaran, Tondano Utara, Minahasa, Sulawesi Utara, Selasa sore.

Dalam acara yang dihadiri sejumlah pejabat termasuk Mantan Presiden RI Megawati Soekarnoputri itu, Presiden Jokowi berusaha untuk menemukan seorang perempuan yang bernama Mona.

"Pagi-pagi saya membaca di koran, ada ibu-ibu dari Bitung, namanya Mona. Katanya mau bertemu dengan saya. Ada tidak? Saya hanya membaca di koran tadi. Dia ditanya kenapa mau datang di Tondano, dia jawab torang mau baku dapa deng Pak Jokowi," kata Presiden di sela  sambutannya dalam acara tersebut.

Sontak hal itu membuat para hadirin yang jumlahnya ribuan bahkan diperkirakan mencapai lebih dari 17.000 orang riuh rendah dan bertepuk tangan.

Presiden yang menerjemahkan permintaan Mona sebagai keinginan rakyat untuk bertemu Presidennya itu kemudian meminta panitia untuk mencari perempuan bernama Mona tersebut.

"Orangnya mana ini. Suruh kesini, jangan-jangan di luar. Coba dicari itu yang namanya Bu Mona. Ada tidak, suruh maju ke sini. Coba dicari sampai ketemu, jauh-jauh nanti tidak ketemu dengan saya," katanya.

Maka panitia pun kemudian sibuk mencari perempuan bernama Mona. Jarak Bitung ke Tondano sekitar 50 km dan ditempuh dalam waktu 1,5 jam melalui jalur darat.

Saat panitia masih sibuk mencari perempuan bernama Mona, Presiden melanjutkan pidatonya dalam menyambut Natal.

"Merayakan Natal berarti menggerakkan nurani kita untuk mencintai sesama, untuk memperkuat persaudaraan sesama anak bangsa," katanya.

Oleh sebab itu Presiden mengatakan, karena semuanya bersaudara ia mengajak untuk semuanya saling tolong-menolong, saling hormat-menghomati, bantu-membantu, harga-menghargai, melindungi di antara sesama, menyayomi karena sebetulnya semuanya adalah saudara sebangsa dan setanah air.

"Dan janganlah kita, karena kita saudara sebangsa dan setanah air, hentikan dan janganlah lagi kita saling mencela, saling menjelekkan di antara kita, jangan mencaci di antara kita karena itu bukan tradisi dan budaya bangsa Indonesia. Apalagi sampai memfitnah saudara sendiri, saudara sebangsa dan setanah air," tuturnya.

Menurut dia, jika hal buruk itu diteruskan Indonesia bisa menjadi bangsa yang lemah dan pesimistis padahal Indonesia sudah bertekad untuk menjadi bangsa yang pekerja keras, optimistis, dan bangsa pemenang.

Presiden kemudian kembali menanyakan keberadaan Mona di sela pidatonya tersebut.

"Ibu Mona sudah ketemu belum? Belum ketemu? Berarti enggak jadi ke Tondano," katanya disambut gelak tawa hadirin.

Sebagai gantinya Presiden memanggil seorang petani dan nelayan secara bergantian untuk menjawab pertanyaan sederhana.

Sebagai kado Natal, Presiden menghadiahkan masing-masing sebuah sepeda kepada seorang petani asal Minahasa bernama Vikir yang telah berhasil membacakan lima sila Pancasila.

Serta kepada seorang nelayan Danau Tondano bernama Yance yang telah berhasil menjawab pertanyaan nama-nama ikan dan lima nama provinsi di Indonesia.

Pewarta: Hanni Sofia Soepardi

Editor : Ariyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2016