Jambi, Antarajambi.com - Kerajinan kandang ayam yang memanfaatkan limbah kayu olahan di Kota Jambi merangsang dan mengedukasi masyarakat khususnya anak-anak untuk beternak unggas.
"Kebanyakan pembelinya adalah keluarga di daerah kota, saya kira itu positif untuk memperkenalkan cara beternak kepada anak-anak," kata Abas (46) salah seorang pembuat kerajinan kandang ayam di Jalan Slamet Riadi kawasan Broni Kota Jambi, Minggu.
Selain Abas, sejumlah pengrajin juga membuka usaha kerajinan kandang ayam di kawasan itu untuk selanjutnya dijual kepada warga Jambi. Sebagian besar memanfaatkan limbah kayu dari perusahaan pengolahan di kawasan seberang Sungai Batanghari.
Para pengrajin membuat dan menjual kandang di pinggir jalan yang juga mengakses ke kawasan danau di lokasi itu. Selain kandang ayam, di lokasi itu dijual kandang burung, bebek dan kandang kucing, mereka juga menjual berbagai barang dari kayu seperti alat jemur, pagar dan lainnya.
Sementara itu kandang ayam ukuran terkecil seharga Rp100.000 hingga ukuran besar Rp600.000. Bentuk kandangnya dibentuk menyerupai rumah tradisional dengan 100 persen bahannya dari kayu limbah. Selain dari kayu, juga dipasangi ram kawat dan pintu yang cukup kokoh.
"Kandang ini kayunya dari limbah kayu biasa, sedangkan untuk bahan kayu Merangin harganya bisa sampai Rp1 juta hingga Rp2 jutaan. Kami menjual kandangnya, belum dicat," kata Abas.
Meski bahan bakunya dari limbah kayu, namun menurut dia saat ini susah mendapatkan bahan baku. Hal itu karena bersaing dengan para pengrajin lainnya yang berbahan baku kayu. Terkadang ia harus memesan jauh-jauh hari untuk mendapatkan jatah limbah kayu itu.
Ia sendiri membuat kerajinan kandang ayam itu di sela-sela pekerjaan utamanya membuat kusen pintu dan perbaikan mebeul. Namun di sela-sela senggangnya ia membuat kandang menggunakan bahan kayu limbah itu.
Selain membuat kandang unggas, sejumlah perajin juga membuat pagar kayu berbagai ukuran dengan ketinggian mulai 50 centimeter hingga semeter.
Sementara itu Salam, salah seorang pembeli kandang ayam mengaku memilih membeli kandang yang sudah jadi dibandingkan harus membuat sendiri. Selain harganya lebih terjangkau juga ukurannya pas.
"Saya pilih membeli kandang yang sudah jadi, bila bikin sendiri biayanya bisa lebih mahal. Dan mungkin bentuknya tidak akan sebagus ini," katanya.
Ia membelikan kandang itu atas permintaan anaknya yang masih bersekolah di sekolah dasar yang ingin memiliki ayam peliharaan. Manurut dia, minat itu muncul setelah beberapa teman sekolahnya sudah memelihara ayam dengan menggunakan kandang serupa.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2017
"Kebanyakan pembelinya adalah keluarga di daerah kota, saya kira itu positif untuk memperkenalkan cara beternak kepada anak-anak," kata Abas (46) salah seorang pembuat kerajinan kandang ayam di Jalan Slamet Riadi kawasan Broni Kota Jambi, Minggu.
Selain Abas, sejumlah pengrajin juga membuka usaha kerajinan kandang ayam di kawasan itu untuk selanjutnya dijual kepada warga Jambi. Sebagian besar memanfaatkan limbah kayu dari perusahaan pengolahan di kawasan seberang Sungai Batanghari.
Para pengrajin membuat dan menjual kandang di pinggir jalan yang juga mengakses ke kawasan danau di lokasi itu. Selain kandang ayam, di lokasi itu dijual kandang burung, bebek dan kandang kucing, mereka juga menjual berbagai barang dari kayu seperti alat jemur, pagar dan lainnya.
Sementara itu kandang ayam ukuran terkecil seharga Rp100.000 hingga ukuran besar Rp600.000. Bentuk kandangnya dibentuk menyerupai rumah tradisional dengan 100 persen bahannya dari kayu limbah. Selain dari kayu, juga dipasangi ram kawat dan pintu yang cukup kokoh.
"Kandang ini kayunya dari limbah kayu biasa, sedangkan untuk bahan kayu Merangin harganya bisa sampai Rp1 juta hingga Rp2 jutaan. Kami menjual kandangnya, belum dicat," kata Abas.
Meski bahan bakunya dari limbah kayu, namun menurut dia saat ini susah mendapatkan bahan baku. Hal itu karena bersaing dengan para pengrajin lainnya yang berbahan baku kayu. Terkadang ia harus memesan jauh-jauh hari untuk mendapatkan jatah limbah kayu itu.
Ia sendiri membuat kerajinan kandang ayam itu di sela-sela pekerjaan utamanya membuat kusen pintu dan perbaikan mebeul. Namun di sela-sela senggangnya ia membuat kandang menggunakan bahan kayu limbah itu.
Selain membuat kandang unggas, sejumlah perajin juga membuat pagar kayu berbagai ukuran dengan ketinggian mulai 50 centimeter hingga semeter.
Sementara itu Salam, salah seorang pembeli kandang ayam mengaku memilih membeli kandang yang sudah jadi dibandingkan harus membuat sendiri. Selain harganya lebih terjangkau juga ukurannya pas.
"Saya pilih membeli kandang yang sudah jadi, bila bikin sendiri biayanya bisa lebih mahal. Dan mungkin bentuknya tidak akan sebagus ini," katanya.
Ia membelikan kandang itu atas permintaan anaknya yang masih bersekolah di sekolah dasar yang ingin memiliki ayam peliharaan. Manurut dia, minat itu muncul setelah beberapa teman sekolahnya sudah memelihara ayam dengan menggunakan kandang serupa.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2017