Jambi, Antarajambi.com - Puncak perayaan Puja Bhakti Waisak Purnama Sidhi bagi umat Budha yang dipusatkan di kompleks percandian Muarojambi, Provinsi Jambi, Kamis dini hari diwarnai guyuran hujan.

Malam puncak perayaan waisak yang diikuti sekitar seribuan umat Budha di Provinsi Jambi dan sekitarnya dan sejumlah Bhiksu itu dimulai Rabu malam (10/5) tepat pukul 23.00 WIB. 

Meskipun dalam guyuran hujan, mereka tampak khusyuk dalam proses pembacaan paritta, mantra, dan doa-doa secara khusyuk di depan altar megah, di pelataran Candi Gumpung yang terletak di kompleks percandian Muarojambi.

Pada Puja Bhakti tersebut, mereka melakukan ritual dari masing masing tradisi seperti Theravada, Mahayana, Tantrayana, Tantrayana Zen Fo Zong, yang dipimpin Bhiksu dari Thailand. 

Prosesi pembacaan doa-doa untuk Siddhartha Gautama yang merupakan guru spiritual dari wilayah timur laut India yang juga merupakan pendiri Agama Buddha itu dilakukan di bawah tenda yang sebelumnya telah disediakan panitia.

Dalam rangkaian perayaan waisak tersebut dilakukan hingga siang hari, di antaranya dengan berbagai rentetan ritual dan proses. Seperti Puja Bhakti, Pelapasan Lampion, Detik-detik Waisak, Pradaksina dan Puja Waisak, Pemandian Buddha Rupang dan Pelepasan Hewan. 

Komplek Percandian Muarojambi yang merupakan terluas di Indonesia itu pada beberapa abad silam itu adalah sebagai kampus atau pusat pendidikan ajaran Budha. 

Bahkan Maha Guru Budha Atisha dari Tibet pernah tinggal menetap dan belajar di Candi Muarojambi, Sumatera, selama 11 tahun sekitar tahun 1011-1023 Masehi.

Kawasan kompleks percandian Muarojambi itu memiliki 82 reruntuhan (menapo) bangunan kuno. Saat ini sudah ada delapan bangunan candi yang telah dilakukan ekspansi atau pemugaran dan pelestarian secara intensif oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jambi.

Pewarta: Gresi Plasmanto

Editor : Ariyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2017