London (Antaranews Jambi) - Jaguar Land Rover (JRL) akan menentukan keputusan untuk membuat mobil listrik di Inggris setelah adanya informasi lebih lanjut mengenai kondisi perdagangan setelah Brexit, termasuk tarif pajak kendaraan.
Pabrikan yang memproduksi 1,7 juta unit kendaraan di Inggris itu sedang membangun kendaraan listrik I-PACE terbaru di Austria.
JRL akan memutuskan apakah memproduksi kendaraan listrik di Inggris pada tahun ini, namun mereka dan pabrikan lainnya masih khawatir atas pengenaan tarif pajak setelah Brexit yang akan meningkatkan biaya rantai pasokan dan ongkos produksi.
"Itu membuat keputusan tahun ini sangat-sangat kritis dan saya tidak tahu apakah kami bisa melakukannya," ucap Chief Executive Ralf Speth dilansir Reuters, Selasa (6/3).
Sebelumnya, London dan Brussels akan meneken kesepakatan transisi pada bulan ini untuk mempertahankan perdagangan bebas dan sampai akhir 2020, menjelang kesepakatan jangka panjang Brexit yang akan diputuskan akhir tahun.
Speth mengakui butuh dukungan dari pemerintah dan akademisi dalam memproduksi mobil listrik.
Ketika ditanya apakah Brexit merupakan faktor dalam proses pengambilan keputusan, dia berkata, "kami menunggu keputusan semacam ini. Tak perlu dikatakan lagi, karena ketidakpastian sangat menantang kami dan bukan hanya kami, ini untuk industri yang lengkap.***
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2018
Pabrikan yang memproduksi 1,7 juta unit kendaraan di Inggris itu sedang membangun kendaraan listrik I-PACE terbaru di Austria.
JRL akan memutuskan apakah memproduksi kendaraan listrik di Inggris pada tahun ini, namun mereka dan pabrikan lainnya masih khawatir atas pengenaan tarif pajak setelah Brexit yang akan meningkatkan biaya rantai pasokan dan ongkos produksi.
"Itu membuat keputusan tahun ini sangat-sangat kritis dan saya tidak tahu apakah kami bisa melakukannya," ucap Chief Executive Ralf Speth dilansir Reuters, Selasa (6/3).
Sebelumnya, London dan Brussels akan meneken kesepakatan transisi pada bulan ini untuk mempertahankan perdagangan bebas dan sampai akhir 2020, menjelang kesepakatan jangka panjang Brexit yang akan diputuskan akhir tahun.
Speth mengakui butuh dukungan dari pemerintah dan akademisi dalam memproduksi mobil listrik.
Ketika ditanya apakah Brexit merupakan faktor dalam proses pengambilan keputusan, dia berkata, "kami menunggu keputusan semacam ini. Tak perlu dikatakan lagi, karena ketidakpastian sangat menantang kami dan bukan hanya kami, ini untuk industri yang lengkap.***
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2018