Jambi (Antaranews Jambi) - Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Jambi Fachrori Umar mengatakan pencegahan dini dengan membangun kordinasi dan integrasi yang baik antarpemangku kepentingan mampu mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

"Jadi bila nantinya ada titik panas (hot spot) yang berpotensi menimbulkan api, bisa diatasi sedini mungkin para petugas yang telah dilatih, sehingga titik api tidak cepat menyebar dan kabut asap tidak terjadi," katanya di Jambi, Kamis.

Namun di samping itu, Fachrori mengimbau masyarakat untuk tidak membuka lahan dengan cara membakar, karena jika api tidak bisa dikontrol akan mengakibatkan kebakaran yang meluas dan menimbulkan kabut asap.

"Kalau terjadi kabut asap sangat merugikan sekali, apalagi ada dampak negatif yang timbul dari kabut asap tersebut," ujarnya.

Bahkan kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan yang terjadi bukan hanya dirasakan masyarakat Jambi dan provinsi tetangga saja, tetapi sampai ke negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia.

Sebab itu, pelatihan pencegahan karhutla yang dilakukan BPBD Provinsi Jambi sangat penting karena Jambi merupakan Provinsi yang rawan karhutla.

Baca juga: MUI : pembakaran lahan-hutan cerminkan krisis moral
Baca juga: Sanksi rendah membuat pembakar hutan tak ada jeranya

"Kita tentu masih ingat, pada tahun 2015 yang lalu, Provinsi Jambi mengalami kabut asap yang sangat parah akibat dari karhutla," kata Fachrori.

Namun setelah itu, kabut asap parah tidak terjadi lagi di Jambi seiring pencegehan terintegrasi yang baik antarsektor, meskipun pada 2016-2018 masih ada kebakaran hutan dan lahan.

Fachrori mengharapkan agar ke depan tidak terjadi lagi kabut asap seperti yang sebelumnya, apalagi dengan telah diselenggarakannya pelatihan dalam pencegahan karhutla di Jambi.

Baca juga: Enam provinsi siaga darurat kebakaran hutan

Karhutla di Jambi kata Fachrori salah satunya terjadi karena kebiasaan lama, dimana masyarakat masih ada yang membuka lahan dengan cara membakar.

"Orang-orang tua dulu memang membuka lahan dengan membakar, tapi polanya yakni dengan mengumpulkan dulu kayu-kayu yang hendak dibakar dan ditumpuk di tengah, sehingga ketika dibakar apinya tidak menjalar kemana-mana," katanya menjelaskan.

Namun saat ini, lanjutnya, setelah membuka lahan dengan membakar, banyak yang ditinggalkan begitu saja sehingga mengakibatkan kebakaran besar dan menimbulkan kabut asap.

Sebelumnya, BPBD Provinsi Jambi menggelar pelatihan pencegahan kebakaran hutan dan lahan selama tiga hari sebagai upaya membangun koordinasi dan integrasi yang baik dalam mencegah terjadinya karhutla.

Pelatihan yang dilakukan diharapkan membuat kemampuan para petugas pencegahan karhutla ketika di lapangan bertambah dan selalu siap. Baik individu, pemakaian peralatan dan mekanismes serta sesuai standar operasional prosedur (SOP).***

Pewarta: Dodi Saputra

Editor : Ariyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2018