Jambi (Antaranews Jabi) - Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti), menyatakan perguruan tinggi dalam negeri agar tidak perlu khawatir kalah bersaing dengan keberadaan perguruan tinggi atau kampus asing yang akan buka di Indonesia.
"Keberadaan perguruan tinggi asing itu nantinya harus ada kerjasama untuk penguatan inovasi perguruan tinggi di dalam negeri, sehingga tidak perlu dikhawatirkan," kata Direktur Jenderal Penguatan Inovasi pada Kemenristek-Dikti, Jumain Appe usai menghadiri rapat senat terbuka dalam rangka Dies Natalis Universitas Jambi ke-55 dan upacara Wisuda ke-81 di Jambi, Sabtu.
Pada tahun 2018 ini kata dia, baru satu perguruan tinggi asing, yakni dari Australia yang akan masuk dan buka di Indonesia dan sudah ada permintaan dari pemerintah Asutralia saat kunjungan Presiden Joko Widodo ke negeri Kanguru tersebut beberapa waktu lalu.
"Kita siapkan dan itu nanti ada di Puspitek (Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi), untuk fakultasnya belum tahu, tapi yang kita harapkan hanya untuk disiplin ilmu tertentu, yakni sains teknologi, engineering dan matematika, untuk bidang tersebut kita yang masih lemah sehingga kita dorong," kata Jumain Appe dalam paparannya di hadapan lulusan wisuda Universitas Jambi (Unja) ke-81 itu.
Langkah Kemenristek Dikti yang membuka peluang bagi kampus asing beroperasi di dalam negeri sudah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.
Langkah ini juga untuk mendorong banyak perguruan tinggi di dalam negeri agar dapat berkolaborasi dengan kampus asing.
Menurut Jumain Appe, keberadaan perguruan tinggi asing di Indonesia tidak dapat berdiri sendiri, melainkan harus ada kolaborasi dengan perguruan tinggi dalam negeri untuk menghasilkan sumber daya manusia yang kompeten dan mampu bersaing.
"Kita hubungkan dengan perguruan tinggi dalam negeri, supaya level dari perguruan tinggi kita ini menjadi lebih berwarna, jadi intinya wajib dan harus kolaborasi ya," kata dia.
Selain itu pihaknya meminta seluruh perguruan tinggi di Indonesia agar terus mengasah daya kreasi dan inovasi mahasiswa sehingga mampu melahirkan produk baru menghadapi era ekonomi digital yang semakin kompetitif.
"Hal tersebut yang sedang kita usahakan, yakni harus melakukan kerjasama penelitian yang levelnya internasional dan masuk jurnal indeks standar internasional, sehingga sumber daya manusia yang dihasilkan dari perguruan tinggi di Indonesia mampu bersaing dalam persaingan global yang semakin ketat ini," katanya menjelaskan.
Apresiasi Kinerja Unja
Lebih lanjut Jumain Appe menyebutkan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek-Dikti) mengapresiasi atas capaian dan kinerja yang berhasil dilakukan Universitas Jambi dalam berbagai bidang inovasi selama kurun waktu 2016-2017.
"Seperti yang sudah dipaparkan tadi kinerja yang dihasilkan Unja jauh meningkat, dan atas nama Kemeristek-Dikti memberikan penghargaan? kepada rektor dan jajarannya serta juga kepada mahasiwanya dalam mencapai kinerja yang baik ini," katanya.
Kinerja Universitas Jambi yang telah dihasilkan dari berbagai bidang, diantaranya proses pembelajaran kemahasiswaan, penelitian dan pengabdian masyarakat hingga penguatan kapasitas inovasi perguruan tinggi dalam menghasilkan sumber daya manusia yang kompeten.
"Ini nanti ada penghargaan, setiap bulan Juli semua akan kita evaluasi kemudian akan ada penghargaan untuk kinerja yang baik, banyak indikator kinerja yang akan kita masukkan," kata dia.
Menurut dia, banyak indikator baru atas kinerja yang berhasil dicapai perguruan tinggi, yakni penelitian yang penuh dengan inovasi dan menghasilkan usaha pemula yang berbasis teknologi atau penelitian yang menghasilkan hak kekayaan intelektual (HAKI).
"Capaian seperti ini yang kita berikan penghargaan, karena kita terus mendorong perguruan tinggi untuk berinovasi berkarya yang lebih tinggi," kata dia.
Sementara itu, Rektor Universitas Jambi Prof Johni Najwan dalam paparan kinerja itu mengatakan, beberapa poin capaian kinerja yang berhasil dilakukan Unja yang merupakan perguruan tinggi tertua di Provinsi Jambi itu.
Pada tahun 2017 hasil-hasil penelitian yang dapat dimanfaatkan masyarakat semakin bertambah. Target yang ditetapkan Kemenristekdikti untuk indikator kinerja tersebut sebanyak 60 penelitian dan berhasil terealisasi 106 penelitian atau 176,67 persen.
Kemudian pada tahun 2018 jumlah penelitian yang dimanfaatkan masyarakat ditargetkan sebanyak 77 penelitian dan dengan realisasi yang berhasil dicatatkan pada tahun sebelumnya itu diharapkan target untuk tahun ini dapat diwujudkan.
Selain itu keberhasilan dosen-dosen Universitas Jambi dalam mendapatkan HaKI. Dimana Unja dalam tiga tahun terakhir secara konsisten berhasil mendaftarkan tiga HaKI hasil penelitian dosen setiap tahunnya.
Pada tahun 2018 ini kata Rektor, Unja kembali ditargetkan oleh Kemenristekdikti untuk mendaftarkan HaKI sebanyak lima karya akademik yang dihasilkan oleh para dosen di perguruan tinggi tersebut.
"Tentunya diharapkan dengan tradisi perolehan HaKI yang sudah terbangun selama tiga tahun terakhir ini, maka target yang diberikan dapat dicapai," kata Rektor menambahkan.***
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2018
"Keberadaan perguruan tinggi asing itu nantinya harus ada kerjasama untuk penguatan inovasi perguruan tinggi di dalam negeri, sehingga tidak perlu dikhawatirkan," kata Direktur Jenderal Penguatan Inovasi pada Kemenristek-Dikti, Jumain Appe usai menghadiri rapat senat terbuka dalam rangka Dies Natalis Universitas Jambi ke-55 dan upacara Wisuda ke-81 di Jambi, Sabtu.
Pada tahun 2018 ini kata dia, baru satu perguruan tinggi asing, yakni dari Australia yang akan masuk dan buka di Indonesia dan sudah ada permintaan dari pemerintah Asutralia saat kunjungan Presiden Joko Widodo ke negeri Kanguru tersebut beberapa waktu lalu.
"Kita siapkan dan itu nanti ada di Puspitek (Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi), untuk fakultasnya belum tahu, tapi yang kita harapkan hanya untuk disiplin ilmu tertentu, yakni sains teknologi, engineering dan matematika, untuk bidang tersebut kita yang masih lemah sehingga kita dorong," kata Jumain Appe dalam paparannya di hadapan lulusan wisuda Universitas Jambi (Unja) ke-81 itu.
Langkah Kemenristek Dikti yang membuka peluang bagi kampus asing beroperasi di dalam negeri sudah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.
Langkah ini juga untuk mendorong banyak perguruan tinggi di dalam negeri agar dapat berkolaborasi dengan kampus asing.
Menurut Jumain Appe, keberadaan perguruan tinggi asing di Indonesia tidak dapat berdiri sendiri, melainkan harus ada kolaborasi dengan perguruan tinggi dalam negeri untuk menghasilkan sumber daya manusia yang kompeten dan mampu bersaing.
"Kita hubungkan dengan perguruan tinggi dalam negeri, supaya level dari perguruan tinggi kita ini menjadi lebih berwarna, jadi intinya wajib dan harus kolaborasi ya," kata dia.
Selain itu pihaknya meminta seluruh perguruan tinggi di Indonesia agar terus mengasah daya kreasi dan inovasi mahasiswa sehingga mampu melahirkan produk baru menghadapi era ekonomi digital yang semakin kompetitif.
"Hal tersebut yang sedang kita usahakan, yakni harus melakukan kerjasama penelitian yang levelnya internasional dan masuk jurnal indeks standar internasional, sehingga sumber daya manusia yang dihasilkan dari perguruan tinggi di Indonesia mampu bersaing dalam persaingan global yang semakin ketat ini," katanya menjelaskan.
Apresiasi Kinerja Unja
Lebih lanjut Jumain Appe menyebutkan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek-Dikti) mengapresiasi atas capaian dan kinerja yang berhasil dilakukan Universitas Jambi dalam berbagai bidang inovasi selama kurun waktu 2016-2017.
"Seperti yang sudah dipaparkan tadi kinerja yang dihasilkan Unja jauh meningkat, dan atas nama Kemeristek-Dikti memberikan penghargaan? kepada rektor dan jajarannya serta juga kepada mahasiwanya dalam mencapai kinerja yang baik ini," katanya.
Kinerja Universitas Jambi yang telah dihasilkan dari berbagai bidang, diantaranya proses pembelajaran kemahasiswaan, penelitian dan pengabdian masyarakat hingga penguatan kapasitas inovasi perguruan tinggi dalam menghasilkan sumber daya manusia yang kompeten.
"Ini nanti ada penghargaan, setiap bulan Juli semua akan kita evaluasi kemudian akan ada penghargaan untuk kinerja yang baik, banyak indikator kinerja yang akan kita masukkan," kata dia.
Menurut dia, banyak indikator baru atas kinerja yang berhasil dicapai perguruan tinggi, yakni penelitian yang penuh dengan inovasi dan menghasilkan usaha pemula yang berbasis teknologi atau penelitian yang menghasilkan hak kekayaan intelektual (HAKI).
"Capaian seperti ini yang kita berikan penghargaan, karena kita terus mendorong perguruan tinggi untuk berinovasi berkarya yang lebih tinggi," kata dia.
Sementara itu, Rektor Universitas Jambi Prof Johni Najwan dalam paparan kinerja itu mengatakan, beberapa poin capaian kinerja yang berhasil dilakukan Unja yang merupakan perguruan tinggi tertua di Provinsi Jambi itu.
Pada tahun 2017 hasil-hasil penelitian yang dapat dimanfaatkan masyarakat semakin bertambah. Target yang ditetapkan Kemenristekdikti untuk indikator kinerja tersebut sebanyak 60 penelitian dan berhasil terealisasi 106 penelitian atau 176,67 persen.
Kemudian pada tahun 2018 jumlah penelitian yang dimanfaatkan masyarakat ditargetkan sebanyak 77 penelitian dan dengan realisasi yang berhasil dicatatkan pada tahun sebelumnya itu diharapkan target untuk tahun ini dapat diwujudkan.
Selain itu keberhasilan dosen-dosen Universitas Jambi dalam mendapatkan HaKI. Dimana Unja dalam tiga tahun terakhir secara konsisten berhasil mendaftarkan tiga HaKI hasil penelitian dosen setiap tahunnya.
Pada tahun 2018 ini kata Rektor, Unja kembali ditargetkan oleh Kemenristekdikti untuk mendaftarkan HaKI sebanyak lima karya akademik yang dihasilkan oleh para dosen di perguruan tinggi tersebut.
"Tentunya diharapkan dengan tradisi perolehan HaKI yang sudah terbangun selama tiga tahun terakhir ini, maka target yang diberikan dapat dicapai," kata Rektor menambahkan.***
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2018