Jambi, Antaranews Jambi - Puing bangunantribun  yang terbakar di sayap kanan Kompleks Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Jambi di dekat Bandara Sultan Thaha Saipuddin Jambi masih dibiarkan berdiri dalam kondisi  gosong dan mengenaskan.

"Sangat menyedihkan, bangunan bekas kebakaran itu masih berdiri namun gosong dan mengenaskan," kata Fitri, salah seorang warga yang sedang melakukan aktivitas lari pagi di Kompleks MTQ Jambi itu, Sabtu.

Ia bersama suami dan dua anaknya menyempatkan berdiri di depan puing bangunan yang terbakar itu sambil berdiskusi. Ia menyebutkan bangunan bangunan itu merupakan salah satu bagian dari megah dan suksesnya pelaksanaan MTQ tingkat nasional tahun 1997.

"Yang terbakar ini di bagian depan bangunan, dan terlihat langsung dari depan. Lebih baik dirobohkan dan dibersihkan saja biar tidak mengenaskan seperti ini," katanya.

Bangunan berornamen khas Jambi tersebut terbakar pada 10 April 2018. Hingga saat ini belum tersentuh penanganan, bahkan untuk merobohkan bangunan itu sekalipun.

Kompleks Lapangan MTQ pengurusan dan pengelolaannya kurang maksimal, padahal berlokasi di kawasan strategis di seberang Bandara Sultan Thaha Saipuddin Jambi. Pada bagian belakang kompleks itu berdiri rumah-rumah adat khas Jambi  sebagai anjungan daerah yang dikelola dirawat oleh pemerintah kabupaten/kota di Jambi.

Tahun 1997 Provinsi Jambi menjadi tuan rumah MTQ ke-18 yang diselenggarakan 9-15 Juli 1997 yang diikuti oleh 2.000 peserta dan official dari 27 provinsi di Indonesia. Perhelatan yang dibuka oleh Presiden Soeharto itu juga ditandai dengan penerbitan prangko seri "MTQ ke-18" yang hingga saat ini bisa dilihat di koleksi filateli atau di internet.***4***

 

Pewarta: Antara

Editor : Syarif Abdullah


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2018