Jakarta (Antaranews Jambi) - Pergerakan nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu sore bergerak menguat sebesar 37 poin menjadi Rp15.182 dibandingkan posisi sebelumnya Rp15.219 per dolar AS.
"Kurs rupiah bergerak menguat di bawah level Rp15.200 per dolar AS, yang menunjukan stabilitas ekonomi Indonesia relatif masih terjaga," ujar Kepala riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, penguatan rupiah itu juga seiring dengan adanya pernyataan Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde yang menilai kondisi ekonomi indonesia dalam keadaan baik.
"Pernyataan (Lagarde) itu memberi kepercayaan kepada pelaku pasar terhadap fundamental ekonomi nasional dan berdampak pada penguatan rupiah," katanya.
Ia menambahkan penguatan rupiah juga dipengaruhi oleh faktor teknikal mengingat dalam beberapa hari ini cenderung mengalami depresiasi terhadap dolar AS.
"Sebagian pelaku pasar mengambil momentum untuk melakukan aksi ambil untung," katanya.
Selain itu, lanjut dia, posisi dolar AS juga sedang mengalami tekanan terhadap sejumlah mata uag dunia menyusul imbal hasil obligasi Amerika Serikat yang menurun.
"Namun, pelemahan dolar AS relatif masih terbatas karena permintaan masih ada seiring masih terbukanya kenaikan suku bunga pada tahun ini," katanya.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari ini (10/10), tercatat mata uang rupiah menguat menjadi Rp15.215 dibanding sebelumnya (9/10) di posisi Rp15.233 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah menguat seiring intervensi BI
Baca juga: Rupiah lanjutkan pelemahan menjadi Rp15.219
"Kurs rupiah bergerak menguat di bawah level Rp15.200 per dolar AS, yang menunjukan stabilitas ekonomi Indonesia relatif masih terjaga," ujar Kepala riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, penguatan rupiah itu juga seiring dengan adanya pernyataan Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde yang menilai kondisi ekonomi indonesia dalam keadaan baik.
"Pernyataan (Lagarde) itu memberi kepercayaan kepada pelaku pasar terhadap fundamental ekonomi nasional dan berdampak pada penguatan rupiah," katanya.
Ia menambahkan penguatan rupiah juga dipengaruhi oleh faktor teknikal mengingat dalam beberapa hari ini cenderung mengalami depresiasi terhadap dolar AS.
"Sebagian pelaku pasar mengambil momentum untuk melakukan aksi ambil untung," katanya.
Selain itu, lanjut dia, posisi dolar AS juga sedang mengalami tekanan terhadap sejumlah mata uag dunia menyusul imbal hasil obligasi Amerika Serikat yang menurun.
"Namun, pelemahan dolar AS relatif masih terbatas karena permintaan masih ada seiring masih terbukanya kenaikan suku bunga pada tahun ini," katanya.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari ini (10/10), tercatat mata uang rupiah menguat menjadi Rp15.215 dibanding sebelumnya (9/10) di posisi Rp15.233 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah menguat seiring intervensi BI
Baca juga: Rupiah lanjutkan pelemahan menjadi Rp15.219
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2018