Jumat, Antaranews Jambi - Sejumlah delegasi negara Organisasi Kerjasama Islam (OKI) mengunjungi Bio Farma di Bandung, hadir pula perwakilan dari Organisasi Kerjasama Islam OKI, Mr Abdunur Sekindi dan beberapa perwakilan delegasi serta perwakilan dari Badan POM.

M Rahman Roestan, Direktur Utama Bio Farma menyampaikan pertemuan ini sangat strategis, karena bisa mendatangkan delegasi dari negara-negara OKI terutama dalam bidang vaksin dan medicine. Para delegasi ini datang dari perwakilan industri nasional serta dari badan POM dinegaranya. Sehingga ini sangat penting untuk bisa menjamin vaksin dan medicine yang beredar di negara masing-masing itu sudah sesuai kualitas.

Abdunur Sekindi, Sekretariat OKI, menyampaikan dalam sambutannya, Bio Farma Indonesia merupakan industri yang paling diandalkan oleh kelompok yang dibentuk OKI yaitu Vaccine Manufacturing Group (VMG).

"Bio Farma ini sebagai pionir, dan sebelumnya juga sudah membantu perusahaan Arabio, perusahaan vaksin yang berkantor pusat di Saudi Arabia. Bio Farma juga telah membantu beberapa perusahaan seperti Maroko, tunisia, dengan berbagi pengalaman dan pengetahuan," kata Abdunur.

Khususnya dengan Arabio Saudi Arabia dan beberapa negara seperti Tunisia, Bangladesh, Mesir,Maroko, Turki, ada tujuan utama untuk saling membantu, saling menguatkan sehingga bisa tercapai kemandirian vaksin di negara OKI,

Sementara itu Dirut Bio Farma M Rahman Rustan menyebutkan Bio Farma salah satu yang sudah diakui Badan Kesehatan Dunia. Petanya ada seratus industri vaksin seluruh dunia, yang sudah di akui Badan kesehatan Dunia itu kurang dari 30,salah satunya itu Indonesia. Dari 57 negara anggota OKI hanya ada 2 negara yang sudah diakui Badan Kesehatan Dunia untuk vaksin. Untuk yellow fever itu sudah diproduksi oleh Senegal, dan sudah diakui Badan Kesehatan Dunia tapi itu hanya untuk kebutuhan Afrika Tengah dan Afrika Barat.

"Saat ini, vaksin yang diproduksi oleh Indonesia ini melingkupi 12 produk yang digunakan untuk program imunisasi dasar dan imunisasi nasional di masing-masing negara," katanya.

Jadi sudah didistribusikan di lebih dari 140 negara. Delegasi ini ingin memastikan bahwa proses produksinya, kemudian proses fungsi pengawasan negaranya, sudah memenuhi standar WHO. Memang mereka ada keinginan untuk kemandirian produksi vaksin, kita dengan senang hati berbagi pengalaman, berbagi pengetahuan, untuk bisa memberikan pemahaman dan juga memberikan sebagian expertise kepada teman2 yang berkunjung kesini.

Pada pertemuan sebelumnya di Jakarta juga dibahas mengenai harmonisasi halal di negara-negara OKI. Dan juga diskusi berlanjut di Bandung.

Vaksin yang diproduksi oleh Indonesia dari sisi kualitas, dari sisi khasiat, dari sisi keamanan, quality, safety, efficacy nya itu sudah memenuhi syarat. Jadi kami dukung sekali program ini dan kami juga siap untuk diajak kerjasama oleh negara-negara islam untuk memunculkan kemandirian di wilayah negara OKI.***

Pewarta: Antara

Editor : Syarif Abdullah


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2018