Tidak semua kolesterol itu jahat

Senin, 7 Januari 2019 9:55 WIB

Jakarta (Antaranews Jambi) - Peningkatan kadar kolesterol bisa sangat berbahaya bagi kesehatan, seperti menimbulkan penyumbatan di arteri dan menyebabkan serangan jantung atau strok.

Kendati, kolesterol cenderung mendapat cap buruk, namun kolesterol juga dibutuhkan organ manusia. 

Tubuh memerlukan kolestrol—yang merupakan jenis lemak—untuk sel, membentuk vitamin D atau memproduksi hormon estrogen. Sebagian besar, tubuh dapat membuat kolesterol sendiri, namun dapat diperoleh juga dari makanan berlemak.

Kolesterol secara umum dapat dikategorikan menjadi dua jenis, yakni lipoprotein berdensitas tinggi (kolesterol HDL) dan lipoprotein berdensitas rendah (kolesterol LDL).

Kolesterol HDL lebih baik untuk tubuh karena melindungi pembuluh darah, sebaliknya kolestrol LDL membahayakan tubuh, demikian seperti dilansir situs dpa, Senin.

Baca juga: Benarkah telur bisa naikkan kolesterol?

Terdapat pedoman umum tentang kadar kolesterol dalam darah. Secara keseluruhan, tubuh tidak boleh memiliki lebih dari 200 miligram per desiliter (ml/dl) kolesterol dalam darah. 

Rincian untuk masing-masing jenis kolesterol bergantung pada apakah Anda memiliki penyakit lain, seperti tekanan darah tinggi, diabetes, atau bila Anda seorang perokok. 

“Kolesterol LDL tidak boleh di atas 150 mg/dl bila terdapat hanya satu faktor risiko lain untuk penyakit jantung,” jelas Johannes Wechsler, Kepala German Association of Nutritionists (BDEM). 

Ia mengatakan bahwa bila terdapat lebih dari satu faktor risiko lain, maka angka itu harus lebih rendah, sekitar 100 mg/dl. Jika pasien sudah menderita serangan jantung, atau diabetes, kadar kolesterol harus di angka 70 mg/dl. 

Untuk mengukur kadar kolesterol, sambungnya, perempuan harus memiliki kolesterol HDL dalam aliran darah sekitar 45 mg/dl atau lebih, dan untuk pria dengan angka adalah 40 mg/dl. 

Demi mencegah penyakit serius, setiap orang mesti mengukur kadar kolesterol mereka setidaknya setahun sekali. Hal tersebut dapat dilakukan dengan tes yang tersedia di sebagian besar apotek. Bila tes tersebut menunjukkan kadar kolesterol yang janggal, segera periksakan diri ke dokter. 

Baca juga: Pegal-pegal di leher pertanda kolesterol, mitos atau fakta?

Ubah pola makan

Jika kadar kolesterol LDL terlalu tinggi secara konsisten, maka Anda perlu mengubah pola makan secara signifikan. 

"Hal terpenting adalah memilih lemak yang benar seperti minyak nabati, ‘kacang margarin’ dan ikan berlemak (salmon, makarel, forel, tuna, dan sebagainya)," ujar ahli gizi Antje Gahl.

Dia  merekomendasikan untuk mengonsumsi makanan dengan sedikit lemak jenuh, yang berasal dari produk hewani.

Ia pun memperingatkan mengenai lemak yang tersembunyi di beberapa makanan, seperti salad, pizza, atau kue. 

Selain mengubah kebiasaan makan, cara lain untuk memerangi kolesterol tinggi adalah olahraga, mengurangi konsumsi alkohol dan berhenti merokok.

Seorang dokter harus dapat mulai memerhatikan setelah delapan minggu - jika kadar kolesterol pasien benar-benar telah berubah.

Bila bukan karena pola makan, tetapi pasien tetap menjalankan dietnya, maka dokter mungkin akan meresepkan obat, karena kolesterol tinggi bisa jadi karena faktor turunan.

Baca juga: Waktu tepat periksa gula darah demi deteksi dini diabetes

Baca juga: Inilah makanan penurun kolesterol
 

Penerjemah: Anggarini Paramita

Pewarta: -

Editor : Ariyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2019

Terkait

Sakit leher bukan gejala kolesterol tinggi

Sabtu, 1 Agustus 2020 17:45

Cegah kolesterol naik, perbanyak konsumsi ikan

Kamis, 17 September 2015 0:23

Ukuran pinggang ideal bagi penderita diabetes

Senin, 9 Desember 2024 13:18

10 cara mengendalikan konsumsi gula

Senin, 9 Desember 2024 11:14
Terpopuler