Wakil Wali Kota Jambi Maulana mengatakan, saat ini kota itu memiliki 72 unit bank sampah yang dikelola secara swadaya oleh masyarakat.
"Bank sampah tersebut turut berperan dalam mengurangi masalah sampah di Kota Jambi, karena ada proses daur ulang sampah," kata Maulana melalui keterangan tertulisnya yang diterima di Jambi, Jumat.
Maulana mengatakan itu dalam sebuah acara peluncuran forum The Global Covenant of Mayor for Climate and Energy, yang berlangsung di Johor Bahru, Malaysia.
"Selain keberadaan bank sampah, kami juga mendorong pengurangan sampah dari sumbernya dengan mengajak masyarakat untuk mengurangi, mendaur ulang dan memakai kembali sampah yang bisa dimanfaatkan," katanya.
Kota Jambi kata dia, juga telah menginisiasi pengurangan sampah dari sumbernya melalui program pengomposan sampah dan yang terbaru.
Kota Jambi juga merupakan daerah percontohan dan menjadi pilot project UNESCAP, dalam mengadopsi program Waste to Energy atau Integrated Resource Recovery Center (IRRC).
Melalui IRRC itu, pihaknya optimis dapat mengefisienkan manajemen persampahan dengan dana yang minim dan memanfaatkan sampah untuk menghasilkan energi murah dan secara cuma-cuma bagi masyarakat.
"Proyek ini juga berbiaya murah, serta sangat mengurangi beban biaya operasional dalam mengelola sampah. Kami juga akan aplikasikan proyek ini di beberapa lokasi lainnya," kata dia.
Sementara itu, The Global Covenant of Mayors for Climate and Energy (GCoM) adalah gabungan koalisi kota-kota internasional yang berbagi visi jangka panjang dalam mempromosikan aksi sukarela dalam melawan perubahan iklim dan bergerak untuk membentuk komunitas rendah karbon dan kestabilan iklim dimasa yang akan datang. Koalisi ini didukung oleh Uni Eropa, melalui International Urban Cooperation (IUC) Asia project.
Adapun kegiatan yang dilaksanakan di Johor Bahru tersebut, akan terfokus pada langkah adaptasi terhadap iklim dan kegiatan ini diikuti oleh 60 delegasi dari berbagai pemerintah lokal di Malaysia, yang terdiri dari berbagai praktisi, kepala daerah lokal di Malaysia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2019
"Bank sampah tersebut turut berperan dalam mengurangi masalah sampah di Kota Jambi, karena ada proses daur ulang sampah," kata Maulana melalui keterangan tertulisnya yang diterima di Jambi, Jumat.
Maulana mengatakan itu dalam sebuah acara peluncuran forum The Global Covenant of Mayor for Climate and Energy, yang berlangsung di Johor Bahru, Malaysia.
"Selain keberadaan bank sampah, kami juga mendorong pengurangan sampah dari sumbernya dengan mengajak masyarakat untuk mengurangi, mendaur ulang dan memakai kembali sampah yang bisa dimanfaatkan," katanya.
Kota Jambi kata dia, juga telah menginisiasi pengurangan sampah dari sumbernya melalui program pengomposan sampah dan yang terbaru.
Kota Jambi juga merupakan daerah percontohan dan menjadi pilot project UNESCAP, dalam mengadopsi program Waste to Energy atau Integrated Resource Recovery Center (IRRC).
Melalui IRRC itu, pihaknya optimis dapat mengefisienkan manajemen persampahan dengan dana yang minim dan memanfaatkan sampah untuk menghasilkan energi murah dan secara cuma-cuma bagi masyarakat.
"Proyek ini juga berbiaya murah, serta sangat mengurangi beban biaya operasional dalam mengelola sampah. Kami juga akan aplikasikan proyek ini di beberapa lokasi lainnya," kata dia.
Sementara itu, The Global Covenant of Mayors for Climate and Energy (GCoM) adalah gabungan koalisi kota-kota internasional yang berbagi visi jangka panjang dalam mempromosikan aksi sukarela dalam melawan perubahan iklim dan bergerak untuk membentuk komunitas rendah karbon dan kestabilan iklim dimasa yang akan datang. Koalisi ini didukung oleh Uni Eropa, melalui International Urban Cooperation (IUC) Asia project.
Adapun kegiatan yang dilaksanakan di Johor Bahru tersebut, akan terfokus pada langkah adaptasi terhadap iklim dan kegiatan ini diikuti oleh 60 delegasi dari berbagai pemerintah lokal di Malaysia, yang terdiri dari berbagai praktisi, kepala daerah lokal di Malaysia.
Editor : Syarif Abdullah
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2019