Gubernur Jambi Fachrori Umar memberi nama untuk tiga ekor harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang merupakan individu baru yang teridentifikasi melalui kamera trap.
Ketiga ekor harimau sumatera itu, diantaranya dua jantan dan satu betina. Untuk yang jantan diberi nama "Bujang" dan "Kulup", sementara yang betina diberi nama "Supik", kata Fachrori Umar, Sabtu.
Bujang dan Kulup kata Fachrori, merupakan nama yang dikenal masyarakat Melayu Jambi untuk sebutan anak laki-laki. Sedangkan Supik adalah sebutan nama untuk anak perempuan.
Pemberian nama untuk tiga satwa liar tersebut, dilakukan dalam memperingati hari bakti Rimbawan ke-36 tingkat Provinsi Jambi yang digelar di kawasan Citra Raya Jambi.
Dalam pemberian nama untuk ketiga ekor harimau sumatera atau yang lebih dikenal raja rimba itu, Gubernur Jambi membubuhkan nama di poster ketiga harimau yang merupakan hasil jepretan kamera trap.
Ketiga individu baru harimau sumatera dewasa yang baru diberikan nama itu, semula teridentifikasi melalui kamera trap yang dipasang Zoological Society of London (ZSL) di Taman Nasional Berbak Sembilang (TNBS).
Indonesia saat ini hanya memiliki satu-satunya subspesies harimau yang tersisa, yaitu harimau sumatera (panthera tigris sumatrae).
Berdasarkan data terkahir Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, populasi harimau sumatera pada bentang alam di Sumatera dengan kondisi saat ini memperlihatkan hanya tersisa sekitar 600 ekor.
Status perlindungan harimau sumatera termasuk satwa terancam punah (critically endangered), atau dalam daftar merah spesies terancam punah yang dikeluarkan oleh lembaga konservasi dunia (IUCN).
Sedangkan menurut Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES) yang merupakan konvensi tentang perdagangan satwa dan tumbuhan, telah melarang perdagangan dan perburuan satwa harimau sumatera.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2019
Ketiga ekor harimau sumatera itu, diantaranya dua jantan dan satu betina. Untuk yang jantan diberi nama "Bujang" dan "Kulup", sementara yang betina diberi nama "Supik", kata Fachrori Umar, Sabtu.
Bujang dan Kulup kata Fachrori, merupakan nama yang dikenal masyarakat Melayu Jambi untuk sebutan anak laki-laki. Sedangkan Supik adalah sebutan nama untuk anak perempuan.
Pemberian nama untuk tiga satwa liar tersebut, dilakukan dalam memperingati hari bakti Rimbawan ke-36 tingkat Provinsi Jambi yang digelar di kawasan Citra Raya Jambi.
Dalam pemberian nama untuk ketiga ekor harimau sumatera atau yang lebih dikenal raja rimba itu, Gubernur Jambi membubuhkan nama di poster ketiga harimau yang merupakan hasil jepretan kamera trap.
Ketiga individu baru harimau sumatera dewasa yang baru diberikan nama itu, semula teridentifikasi melalui kamera trap yang dipasang Zoological Society of London (ZSL) di Taman Nasional Berbak Sembilang (TNBS).
Indonesia saat ini hanya memiliki satu-satunya subspesies harimau yang tersisa, yaitu harimau sumatera (panthera tigris sumatrae).
Berdasarkan data terkahir Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, populasi harimau sumatera pada bentang alam di Sumatera dengan kondisi saat ini memperlihatkan hanya tersisa sekitar 600 ekor.
Status perlindungan harimau sumatera termasuk satwa terancam punah (critically endangered), atau dalam daftar merah spesies terancam punah yang dikeluarkan oleh lembaga konservasi dunia (IUCN).
Sedangkan menurut Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES) yang merupakan konvensi tentang perdagangan satwa dan tumbuhan, telah melarang perdagangan dan perburuan satwa harimau sumatera.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2019