Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau warga yang beraktivitas maupun berdomisili di wilayah pesisir untuk mewaspadai potensi gelombang laut setinggi empat hingga enam meter di Samudera Hindia, Selatan Jawa.
Informasi dari Kabag Humas BMKG Taufan Maulana yang diterima di Jakarta, Kamis, potensi gelombang tinggi tersebut diperkirakan akan terjadi hingga empat hari ke depan yaitu hingga 21 April.
"Potensi gelombang tinggi terjadi menyusul adanya pola sirkulasi Eddy di Utara Papua. Pola angin di wilayah utara Indonesia umumnya dari Barat Laut-Timur Laut dengan kecepatan 3 - 15 knot," katanya.
Sedangkan di wilayah selatan Indonesia umumnya dari Timur ke Selatan dengan kecepatan 3-20 knot.
Sementara itu, kecepatan angin tertinggi terpantau berada di Samudera Hindia selatan Jawa hingga NTB, Laut Sawu bagian selatan, Perairan selatan Kepulauan Tanimbar dan Laut Arafuru.
Berdasarkan pengamatan BMKG, potensi gelombang tinggi tidak hanya terjadi di Samudera Hindia selatan Jawa, tetapi juga berpotensi terjadi di 12 wilayah perairan Indonesia lainnya dengan kisaran yang lebih rendah yaitu 2,5 hingga empat meter.
Wilayah tersebut di antaranya Perairan Barat Pulau Simeulue hingga Kepulauan Mentawai, Selat Bali-Lombok-Alas, Sape bagian selatan, Perairan Pulau Enggano-Bengkulu, Selat Sumba bagian barat, Perairan Barat Lampung, Perairan Selatan Pulau Sumba.
Juga di Samudera Hindia barat Sumatera, Selat Sumba bagian barat, Selat Sunda bagian selatan, Laut Sawu bagian selatan, Perairan selatan Pulau Jawa hingga Pulau Sumba, dan Samudera Hindia selatan Bali hingga NTT.
Selain itu 20 wilayah perairan Indonesia lainnya juga masih perlu mewaspadai potensi gelombang tinggi dengan kisaran yang lebih rendah yaitu 1,25 meter hingga 2,5 meter.
Wilayah tersebut di antaranya adalah Perairan Utara Sabang, Perairan Sabang-Banda Aceh, Perairan Barat Aceh, Perairan Timur Pulau Simeulue, Samudera Hindia barat Aceh, Selat Sape bagian selatan, Selat Ombai, Laut Sawu bagian utara, Perairan Kupang-Rote, Laut Timor selatan NTT.
Serta di Perairan selatan Kepulauan Letti hingga Tanimbar, Perairan Selatan Kepulauan Babar-Tanimbar, Perairan Selatan Kepulauan Kei hingga Aru, Laut Arafuru, Perairan Kepulauan Sangihe-Talaud, Laut Maluku bagian utara, Perairan utara hingga timur Halmahera, Laut Halmahera, Perairan Utara Papua Barat hingga Papua, dan Samudera Pasifik utara Halmahera hingga Papua.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2019
Informasi dari Kabag Humas BMKG Taufan Maulana yang diterima di Jakarta, Kamis, potensi gelombang tinggi tersebut diperkirakan akan terjadi hingga empat hari ke depan yaitu hingga 21 April.
"Potensi gelombang tinggi terjadi menyusul adanya pola sirkulasi Eddy di Utara Papua. Pola angin di wilayah utara Indonesia umumnya dari Barat Laut-Timur Laut dengan kecepatan 3 - 15 knot," katanya.
Sedangkan di wilayah selatan Indonesia umumnya dari Timur ke Selatan dengan kecepatan 3-20 knot.
Sementara itu, kecepatan angin tertinggi terpantau berada di Samudera Hindia selatan Jawa hingga NTB, Laut Sawu bagian selatan, Perairan selatan Kepulauan Tanimbar dan Laut Arafuru.
Berdasarkan pengamatan BMKG, potensi gelombang tinggi tidak hanya terjadi di Samudera Hindia selatan Jawa, tetapi juga berpotensi terjadi di 12 wilayah perairan Indonesia lainnya dengan kisaran yang lebih rendah yaitu 2,5 hingga empat meter.
Wilayah tersebut di antaranya Perairan Barat Pulau Simeulue hingga Kepulauan Mentawai, Selat Bali-Lombok-Alas, Sape bagian selatan, Perairan Pulau Enggano-Bengkulu, Selat Sumba bagian barat, Perairan Barat Lampung, Perairan Selatan Pulau Sumba.
Juga di Samudera Hindia barat Sumatera, Selat Sumba bagian barat, Selat Sunda bagian selatan, Laut Sawu bagian selatan, Perairan selatan Pulau Jawa hingga Pulau Sumba, dan Samudera Hindia selatan Bali hingga NTT.
Selain itu 20 wilayah perairan Indonesia lainnya juga masih perlu mewaspadai potensi gelombang tinggi dengan kisaran yang lebih rendah yaitu 1,25 meter hingga 2,5 meter.
Wilayah tersebut di antaranya adalah Perairan Utara Sabang, Perairan Sabang-Banda Aceh, Perairan Barat Aceh, Perairan Timur Pulau Simeulue, Samudera Hindia barat Aceh, Selat Sape bagian selatan, Selat Ombai, Laut Sawu bagian utara, Perairan Kupang-Rote, Laut Timor selatan NTT.
Serta di Perairan selatan Kepulauan Letti hingga Tanimbar, Perairan Selatan Kepulauan Babar-Tanimbar, Perairan Selatan Kepulauan Kei hingga Aru, Laut Arafuru, Perairan Kepulauan Sangihe-Talaud, Laut Maluku bagian utara, Perairan utara hingga timur Halmahera, Laut Halmahera, Perairan Utara Papua Barat hingga Papua, dan Samudera Pasifik utara Halmahera hingga Papua.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2019