Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengajak negara-negara yang berada di Asean dan sebagian Asia menjadikan kesamaan karakteristik musuh, yakni terorisme sebagai peluang membangun kerja sama yang erat di kawasan Indo-Pasifik.
"Marilah kita bersama-sama mengatasi ancaman ini dan menjadikan ancaman bersama ini untuk membangun kerja sama kawasan demi membentuk peradaban dunia yang kuat," kata Menhan Ryamizard Ryacudu saat kegiatan IIDSS 2019 di Jakarta, Senin.
Karakteristik terorisme di negara-negara Indo-Pasifik menurut dia memiliki kesamaan, berawal dari konflik domestik di Suriah dan meluas menjadi organisasi terorisme Negara Islam Irak Suriah.
Baca juga: Unhan fokuskan tema IIDSS 2019 pada terorisme dan bencana alam
Ancaman teror tersebut meluas ke negara-negara Asean dan beberapa negara Asia dengan berbagai macam nama, seperti Daulah Islamiah.
Keberadaan terorisme ini tentu sangat mengganggu dinamika keamanan negara-negara terdampak, oleh karena itulah kerjasama menciptakan rasa aman dan menangkal ancaman di kawasan Indo-Pasifik menurut dia sudah menjadi keharusan yang tidak dapat ditunda.
Baca juga: Menhan serukan perlu resolusi baru untuk keamanan global
Apalagi saat ini Indo-Pasifik begitu diperhitungkan dunia karena 40 persen perekonomian global atau 5,8 triliun dolar AS bergulir di kawasan itu.
"Saya sangat optimis harapan dan peluang (kerja sama) akan sangat besar daripada tantangan dan ancamannya," ujar Menhan Ryamizard.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2019
"Marilah kita bersama-sama mengatasi ancaman ini dan menjadikan ancaman bersama ini untuk membangun kerja sama kawasan demi membentuk peradaban dunia yang kuat," kata Menhan Ryamizard Ryacudu saat kegiatan IIDSS 2019 di Jakarta, Senin.
Karakteristik terorisme di negara-negara Indo-Pasifik menurut dia memiliki kesamaan, berawal dari konflik domestik di Suriah dan meluas menjadi organisasi terorisme Negara Islam Irak Suriah.
Baca juga: Unhan fokuskan tema IIDSS 2019 pada terorisme dan bencana alam
Ancaman teror tersebut meluas ke negara-negara Asean dan beberapa negara Asia dengan berbagai macam nama, seperti Daulah Islamiah.
Keberadaan terorisme ini tentu sangat mengganggu dinamika keamanan negara-negara terdampak, oleh karena itulah kerjasama menciptakan rasa aman dan menangkal ancaman di kawasan Indo-Pasifik menurut dia sudah menjadi keharusan yang tidak dapat ditunda.
Baca juga: Menhan serukan perlu resolusi baru untuk keamanan global
Apalagi saat ini Indo-Pasifik begitu diperhitungkan dunia karena 40 persen perekonomian global atau 5,8 triliun dolar AS bergulir di kawasan itu.
"Saya sangat optimis harapan dan peluang (kerja sama) akan sangat besar daripada tantangan dan ancamannya," ujar Menhan Ryamizard.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2019