Pemerintah Kota Jambi memberikan 16.000 masker kepada 167 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan SMP swasta itu guna menghadapi paparan asap akibat kebakaran hutan dan lahan di kota itu.

"Masker ini diberikan sebagai salah satu antisipasi mengurangi paparan asap akibat kebakaran hutan dan lahan, namun kita lebih menekankan agar masyarakat, terutama anak sekolah untuk tidak melakukan aktivitas di luar ruangan," kata Wali Kota Jambi Syarif Fasha di Jambi, Rabu.

Ia juga mengimbau masyarakat untuk menjaga kesehatan, terutama anak-anak yang rentan akan penyakit, salah satunya dengan menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah.

Sejak kabut asap menyelimuti kota itu, terjadi peningkatan penderita penyakit Inspeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) di kota itu. Pada Juni 2019 terdapat 7.142 penderita ISPA dan Juli 9.316 penderita. Angka itu meningkat secara signifikan pada Agustus 2019 hingga 10 September 2019 dengan jumlah penderita 11.251 orang.

Pemerintah kota setempat menghimbau masyarakat untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, seperti mencuci buah dan sayuran sebelum dikonsumsi serta mencuci tangan menggunakan sabun.

"Kepada masyarakat terutama anak-anak untuk dapat menjaga kesehatan selama kabut asap ini berlangsung, apalagi yang beraktivitas di malam hari," kata Syarif Fasha.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Jambi Ida Yuliati mengatakan banyak dampak yang dirasakan akibat kabut asap tersebut, seperti mata perih, lemah, daya tahan tubuh menurun iritasi kulit, diare, sesak nafas.

Ia mengatakan penderita ISPA sebagai yang saat ini paling banyak dialami masyarakat Kota Jambi.

Bahkan, katanya, dalam jangka waktu yang panjang, kabut asap disertai partikel debu tersebut dapat menyebabkan penyakit paru-paru, seperti kanker paru-paru.

Dinas Kesehatan Kota Jambi menghimbau masyarakat tidak beraktivitas di luar ruangan.

Jika keluar ruangan, katanya, warga harus memakai kaca mata dan masker.

Pihaknya juga memberi saran kepada masyarakat untuk memperbanyak minum air putih, makan buah dan sayur.

"Jika yang dialami merupakan gejala yang cukup berat, sebaiknya dibawa ke fasilitas kesehatan untuk pengobatan lebih lanjut," kata Ida Yuliati.
 

Pewarta: Muhammad Hanapi

Editor : Syarif Abdullah


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2019