Bio Farma kembali menyelenggarakan event tahunan terkait kolaborasi penelitian pada tahun 2019 dalam bentuk Forum Riset Life Science Nasional (FRLN) 2019, di Jakarta.

 Pada tahun 2019 ini, FRLN mengangkat tema “Kolaborasi Riset Untuk Kemandirian Produk Life Science Indonesia”, diresmikan oleh Menteri Kesehatan RI Nilla F Moeloek yang diwakili oleh Direktur Jendral Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Engko Sosialine Magdalene, Direktur Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Ismunandar .

Kepala BPOM Penny K Lukito, yang diwakili oleh Deputi Bidang Pengawasan Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor dan Zat Adiktif, Rita Endang  didampingi oleh Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir, beserta jajaran Komisaris dan Board of Execuitive Bio Farma. 

Forum yang diinisiasi oleh Bio Farma sejak 2011 ini, telah memfasilitasi 12 kelompok penelitian yaitu Hepatitis B, TB, EPO, HIV, Dengue, Malaria, Rotavirus, Influenza, HPV, Stemcell, Adjuvant Delivery System dan Pneumokokus, dan 20 target luaran utama dan 44 luaran samping, diantaranya Kandidat Hepatitis B Generasi 2 dan 3, Kandidat Vaksin Protein Sub-Unit Tuberculosis (TB), Prototype Vaksin Tetravalen Sub-Unit Dengue, Prototype Kit Diagnostik Hepatitis B, Prototype Kit Diagnostik Dengue, Publikasi dalam dan luar negeri, termasuk didalamnya kandidat paten telah dihasilkan dari kolaborasi merah putih ini.

Acara pertemuan tahunan yang melibatkan para periset dari seluruh Indonesia ini, merupakan tindak lanjut dari Simposium Forum Riset Life Science Nasional 2018. 

Untuk tahun 2019, diharapkan akan mendorong kolaborasi dan pengembangan antar lembaga pengembangan riset di Indonesia, antara Pemerintah, Perguruan Tinggi, Industri dan Komunitas pendukungnya, sebagai upaya agar penelitian dan inovasi di Indonesia tetap berkelanjutan. 

Honesti Basyir mengatakan, industri, Bio Farma terus melakukan upaya agar terjadi kemandirian dalam penciptaan produk – produk baru. Setelah dilakukan harmonisasi, sinergi, kini kami dari industri akan melakukan kolaborasi untuk percepatan penemuan produk baru, khususnya dalam bidang life science.

”Bio Farma sebagai BUMN yang bergerak dalam industri life science menaruh perhatian besar pada aspek Inovasi, Riset dan Pengembangan produk baru. Rencana pembentukan perusahaan holding farmasi nasional dimana Bio Farma sebagai induk holding tentunya akan semakin menegaskan dukungan pemerintah dalam hilirisasi produk hasil riset dan inovasi anak negeri agar dapat dikomersialisasikan dan dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat Indonesia," kata  Honesti.

Sementara itu, Direktur Operasi Bio Farma, M. Rahman Roestan mengatakan dalam forum riset ke 9 ini, Bio Farma siap meluncurkan dan memasarkan produk diagnostik yaitu Kit Diagnostik Diabetes (KIT DM) GAD 65, yang merupakan alat pendeteksi dini untuk penyakit diabetes melitus type 1. 

"Kit DM ini merupakan hasil kolaborasi Bio Farma bersama dengan Laboratorium Biosains Universitas Brawijaya Malang. Selain Kit Diagnostik, pada acara ini, akan juga dilaksanakan kick off dimulainya pengembangan produk darah, dalam rangka menuju kemandirian produk darah yang saat ini telah berkolaborasi bersamaPMI, yang saat ini sudah siap dengansembilan Unit Transfusi Darah yang telah tersertifikasi CPOB dari BPOM," kata Rahman. 

Rahman menambahkan, selain launching Kit DM dan kick off menuju kemandirian produk darah, akan dilaksanakan juga dimulainya Uji Klinis Fase III untuk vaksin Rotavirus, dan vaksin Tifoid. Untuk  Uji Klinis III Vaksin Tifoid rencananya akan bekerjasama dengan Universitas Indonesia. 
 

Pewarta: Syarif Abdullah

Editor : Syarif Abdullah


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2019