Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta penanganan anak kerdil atau stunting tetap berjalan di pemerintahan baru, sehingga target penurunan angka prevalensi di bawah 20 persen dapat tercapai.
Untuk memastikan target penurunan prevalensi anak kerdil tercapai, Wapres JK memimpin rapat terbatas dengan sejumlah menteri terkait di Kantor Wapres Jakarta, Senin, dengan dihadiri Menteri Kesehatan Nila Moeloek, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy dan Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri Hadi Prabowo.
"Saya berharap semuanya bekerja keras untuk menuntaskan apa yang telah menjadi target bersama, yakni angka prevalensi turun di bawah 20 persen. Terlebih, dampak dari stunting ini sangat besar karena menyangkut pembangunan bangsa," kata Wapres JK di Kantor Wapres Jakarta, Senin.
Baca juga: Pemerintah targetkan jumlah anak stunting di bawah 20 persen
Selain itu, stunting juga dapat berdampak pada pertumbuhan ekonomi apabila tidak segera diatasi, tambah Wapres. Berdasarkan studi Bank Dunia, negara dengan jumlah anak kerdil dapat merugi 2-3 persen dari nilai produk domestik bruto (PDB). Oleh karena itu, Pemerintah tidak boleh mengabaikan kondisi stunting di Indonesia karena dapat berdampak pada rendahnya tingkat produktivitas dalam negeri.
"Bisa dibayangkan dahsyatnya dampak stunting bagi Indonesia. Kerugian tersebut mencakup biaya untuk mengatasi stunting dan hilangnya potensi pendapatan akibat rendahnya produktivitas anak yang tumbuh dengan kondisi stunting," jelasnya.
Pemerintah telah menetapkan 160 kabupaten-kota sebagai daerah prioritas untuk penanganan stunting, dan jumlah tersebut akan bertambah menjadi 260 daerah pada 2020.
Baca juga: Jusuf Kalla harap masyarakat bergerak atasi kekerdilan
Wapres meminta seluruh kementerian dan lembaga pemerintah non-kementerian (K/L) yang terlibat dalam program penanganan stunting tersebut untuk benar-benar bersinergi dalam bekerja mencapai target penurunan angka prevalensi stunting.
"Anggaran ada, SDM ada, sekarang tinggal bagaimana seluruh K/L mengkovergensikan program-program yang digelontorkan hingga tingkat desa. Saya pribadi optimistis jika seluruh program yang direncanakan berjalan lancar, maka angka stunting Indonesia akan banyak terkoreksi," ujar Wapres.
Baca juga: Wapres Jusuf Kalla: semangat merupakan kunci kemajuan bangsa
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2019
Untuk memastikan target penurunan prevalensi anak kerdil tercapai, Wapres JK memimpin rapat terbatas dengan sejumlah menteri terkait di Kantor Wapres Jakarta, Senin, dengan dihadiri Menteri Kesehatan Nila Moeloek, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy dan Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri Hadi Prabowo.
"Saya berharap semuanya bekerja keras untuk menuntaskan apa yang telah menjadi target bersama, yakni angka prevalensi turun di bawah 20 persen. Terlebih, dampak dari stunting ini sangat besar karena menyangkut pembangunan bangsa," kata Wapres JK di Kantor Wapres Jakarta, Senin.
Baca juga: Pemerintah targetkan jumlah anak stunting di bawah 20 persen
Selain itu, stunting juga dapat berdampak pada pertumbuhan ekonomi apabila tidak segera diatasi, tambah Wapres. Berdasarkan studi Bank Dunia, negara dengan jumlah anak kerdil dapat merugi 2-3 persen dari nilai produk domestik bruto (PDB). Oleh karena itu, Pemerintah tidak boleh mengabaikan kondisi stunting di Indonesia karena dapat berdampak pada rendahnya tingkat produktivitas dalam negeri.
"Bisa dibayangkan dahsyatnya dampak stunting bagi Indonesia. Kerugian tersebut mencakup biaya untuk mengatasi stunting dan hilangnya potensi pendapatan akibat rendahnya produktivitas anak yang tumbuh dengan kondisi stunting," jelasnya.
Pemerintah telah menetapkan 160 kabupaten-kota sebagai daerah prioritas untuk penanganan stunting, dan jumlah tersebut akan bertambah menjadi 260 daerah pada 2020.
Baca juga: Jusuf Kalla harap masyarakat bergerak atasi kekerdilan
Wapres meminta seluruh kementerian dan lembaga pemerintah non-kementerian (K/L) yang terlibat dalam program penanganan stunting tersebut untuk benar-benar bersinergi dalam bekerja mencapai target penurunan angka prevalensi stunting.
"Anggaran ada, SDM ada, sekarang tinggal bagaimana seluruh K/L mengkovergensikan program-program yang digelontorkan hingga tingkat desa. Saya pribadi optimistis jika seluruh program yang direncanakan berjalan lancar, maka angka stunting Indonesia akan banyak terkoreksi," ujar Wapres.
Baca juga: Wapres Jusuf Kalla: semangat merupakan kunci kemajuan bangsa
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2019