Dua penambang galian golongan C di lereng Gunung Merapi di eks-Dusun Ngori, Desa Kemiren, Srumbung, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, tewas tertimpa longsor, kata Kapolres Magelang AKBP Pungky Bhuana Santoso.
"Dua penambang tersebut, yakni Sehono (40) warga Duluduwur dan Mahmudin (25) warga Sabrang Kodil, Desa Ngropoh, Kecamatan Kepil, Kabupaten Wonosobo," katanya di Magelang, Sabtu.
Ia menjelaskan penambang manual tersebut tewas tertimpa material longsoran tebing setinggi 10 meter, sedangkan teman-temannya berhasil menyelamatkan diri.
Saat kejadian, kata dia, di lokasi ada sekitar empat hingga lima orang. Kemudian, yang lainnya bisa melarikan diri, sedangkan kedua korban tersebut tertimbun longsor.
"Korban mengalami luka di kepala belakang dan tertimbun. Kemudian secepatnya korban dievakuasi teman-temannya terus dibawa ke rumah sakit, tetapi di TKP (tempat kejadian perkara) sudah meninggal dunia dengan luka-luka di kepala bagian belakang," katanya.
Sebelumnya pada Jumat (21/2) pihaknya telah menyampaikan sosialisasi dan memasang spanduk perihal larangan melakukan penambangan karena lokasinya berbahaya.
"Imbauan kami melalui spanduk-spanduk tersebut tidak dihiraukan oleh mereka dan kemungkinan mereka juga mencari sesuap nasi sehingga kami sangat menyayangkan hal ini terjadi," demikian Pungky Bhuana Santoso.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2020
"Dua penambang tersebut, yakni Sehono (40) warga Duluduwur dan Mahmudin (25) warga Sabrang Kodil, Desa Ngropoh, Kecamatan Kepil, Kabupaten Wonosobo," katanya di Magelang, Sabtu.
Ia menjelaskan penambang manual tersebut tewas tertimpa material longsoran tebing setinggi 10 meter, sedangkan teman-temannya berhasil menyelamatkan diri.
Saat kejadian, kata dia, di lokasi ada sekitar empat hingga lima orang. Kemudian, yang lainnya bisa melarikan diri, sedangkan kedua korban tersebut tertimbun longsor.
"Korban mengalami luka di kepala belakang dan tertimbun. Kemudian secepatnya korban dievakuasi teman-temannya terus dibawa ke rumah sakit, tetapi di TKP (tempat kejadian perkara) sudah meninggal dunia dengan luka-luka di kepala bagian belakang," katanya.
Sebelumnya pada Jumat (21/2) pihaknya telah menyampaikan sosialisasi dan memasang spanduk perihal larangan melakukan penambangan karena lokasinya berbahaya.
"Imbauan kami melalui spanduk-spanduk tersebut tidak dihiraukan oleh mereka dan kemungkinan mereka juga mencari sesuap nasi sehingga kami sangat menyayangkan hal ini terjadi," demikian Pungky Bhuana Santoso.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2020