Penyelamatan satu individu orangutan dewasa di Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah yang masuk perkebunan warga berhasil dilakukan, namun petugas sempat dikejar satwa langka itu sebelum akhirnya dilumpuhkan dengan bius.
"Tadi 'resque' berlangsung sekitar satu jam. Sempat dikejar-kejar juga tadi. Alhamdulillah kondisi orangutan baik. Tidak ada luka," kata Komandan Jaga Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah Pos Sampit, Muriansyah di Sampit, Senin.
Penyelamatan satwa langka dengan nama latin "Pongo pygmaeus" ini dilakukan oleh tim BKSDA Kalteng Seksi Konservasi Wilayah II bersama Orangutan Foundation International di Jalan Muhammad Hatta atau Lingkar Selatan.
Orangutan yang diselamatkan itu berjenis kelamin jantan berusia diperkirakan 25 tahun dengan berat sekitar 66 kilogram. Penangkapan dilakukan dengan dua tembakan berisi obat bius agar satwa langka dengan tubuh seukuran orang dewasa itu bisa ditangkap.
Penyelamatan orangutan ini berawal dari laporan seorang warga bernama Jack. Dia semakin sering mendapati orangutan masuk dan makan tanaman nanas di kebunnya. Dia juga khawatir orangutan besar tersebut menyerang dia dan keluarganya.
Tidak hanya satu, orangutan yang terlihat diperkirakan ada dua individu berjenis kelamin jantan dan betina. Ukuran orangutan jantan yang berhasil diselamatkan hari ini lebih besar dibanding betina yang belum ditemukan.
Sekitar 10 hari Muriansyah melakukan observasi di lokasi tempat orangutan itu sering terlihat. Setelah hari ini orangutan itu muncul, Muriansyah menghubungi tim BKSDA Kalteng Seksi Konservasi Wilayah II bersama Orangutan Foundation International di Pangkalan Bun Kabupaten Kotawaringin Barat yang kemudian langsung berangkat ke Sampit.
Tidak adanya pepohonan besar karena kawasan itu memang sudah dekat dengan permukiman, cukup memudahkan tim untuk menangkap orangutan itu. Usai menembak dengan peluru bius, petugas menggunakan tongkat untuk mencegah orangutan yang diberi nama Jeck itu masuk dan bersembunyi ke semak, hingga akhirnya berhasil ditangkap.
"Bagian barat ada bekas kebakaran lahan tahun lalu sehingga orangutan masuk ke kebun warga di sebelah timur. Ini nanti kalau pemeriksaan ulang di Pangkalan Bun dinyatakan baik maka akan dilepasliarkan di Taman Nasional Tanjung Puting," kata Muriansyah.
Terkait masih adanya satu individu orangutan yang sering muncul, Muriansyah mengatakan pihaknya akan tetap memantaunya. Jika kembali muncul maka akan dilaporkan kepada tim untuk segera ditangkap dan diselamatkan.
Sementara itu Yakobus Mesak Asa yang melaporkan kejadian itu, mengaku senang orangutan berhasil ditangkap. Dia berterima kasih kepada tim BKSDA dan OFI yang telah menangkap dan membawa orangutan tersebut.
"Kini kami tidak takut lagi. Mudah-mudahan nanti orangutan yang satu ekor lagi juga bisa segera ditangkap. Kami takut menangkapnya karena takut diserang," kata Mesak Asa.***1***
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2020
"Tadi 'resque' berlangsung sekitar satu jam. Sempat dikejar-kejar juga tadi. Alhamdulillah kondisi orangutan baik. Tidak ada luka," kata Komandan Jaga Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah Pos Sampit, Muriansyah di Sampit, Senin.
Penyelamatan satwa langka dengan nama latin "Pongo pygmaeus" ini dilakukan oleh tim BKSDA Kalteng Seksi Konservasi Wilayah II bersama Orangutan Foundation International di Jalan Muhammad Hatta atau Lingkar Selatan.
Orangutan yang diselamatkan itu berjenis kelamin jantan berusia diperkirakan 25 tahun dengan berat sekitar 66 kilogram. Penangkapan dilakukan dengan dua tembakan berisi obat bius agar satwa langka dengan tubuh seukuran orang dewasa itu bisa ditangkap.
Penyelamatan orangutan ini berawal dari laporan seorang warga bernama Jack. Dia semakin sering mendapati orangutan masuk dan makan tanaman nanas di kebunnya. Dia juga khawatir orangutan besar tersebut menyerang dia dan keluarganya.
Tidak hanya satu, orangutan yang terlihat diperkirakan ada dua individu berjenis kelamin jantan dan betina. Ukuran orangutan jantan yang berhasil diselamatkan hari ini lebih besar dibanding betina yang belum ditemukan.
Sekitar 10 hari Muriansyah melakukan observasi di lokasi tempat orangutan itu sering terlihat. Setelah hari ini orangutan itu muncul, Muriansyah menghubungi tim BKSDA Kalteng Seksi Konservasi Wilayah II bersama Orangutan Foundation International di Pangkalan Bun Kabupaten Kotawaringin Barat yang kemudian langsung berangkat ke Sampit.
Tidak adanya pepohonan besar karena kawasan itu memang sudah dekat dengan permukiman, cukup memudahkan tim untuk menangkap orangutan itu. Usai menembak dengan peluru bius, petugas menggunakan tongkat untuk mencegah orangutan yang diberi nama Jeck itu masuk dan bersembunyi ke semak, hingga akhirnya berhasil ditangkap.
"Bagian barat ada bekas kebakaran lahan tahun lalu sehingga orangutan masuk ke kebun warga di sebelah timur. Ini nanti kalau pemeriksaan ulang di Pangkalan Bun dinyatakan baik maka akan dilepasliarkan di Taman Nasional Tanjung Puting," kata Muriansyah.
Terkait masih adanya satu individu orangutan yang sering muncul, Muriansyah mengatakan pihaknya akan tetap memantaunya. Jika kembali muncul maka akan dilaporkan kepada tim untuk segera ditangkap dan diselamatkan.
Sementara itu Yakobus Mesak Asa yang melaporkan kejadian itu, mengaku senang orangutan berhasil ditangkap. Dia berterima kasih kepada tim BKSDA dan OFI yang telah menangkap dan membawa orangutan tersebut.
"Kini kami tidak takut lagi. Mudah-mudahan nanti orangutan yang satu ekor lagi juga bisa segera ditangkap. Kami takut menangkapnya karena takut diserang," kata Mesak Asa.***1***
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2020