Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin berharap vaksin untuk menciptakan kekebalan terhadap COVID-19 dapat tersedia pada pertengahan 2021 atau bahkan lebih cepat dari itu, sehingga pandemi dapat segera berakhir.
Vaksin dan obat yang masih diteliti menyebabkan angka kasus penderita dan kematian akibat COVID-19 terus meningkat di Indonesia.
Hal itu membuat pandemi masih menjadi ancaman serius karena tingkat penularannya masih tinggi, hingga mencapai 75.699 orang terpapar, 36.455 orang dalam perawatan, dan 3.606 orang meninggal dunia berdasarkan data Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, kata Wapres lagi.
"Pandemi ini masih merupakan ancaman yang serius mengingat tingkat penularan yang masih tinggi. Meskipun sejauh ini vaksin atau pun obat COVID-19 belum tersedia, berbagai upaya terus dilakukan oleh berbagai negara, termasuk Pemerintah Indonesia," ujarnya pula.
Baca juga: Erick Thohir: Selama vaksin belum ada, normal baru harus dihadapi
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan Pemerintah akan bekerja sama dengan perusahaan farmasi untuk memproduksi vaksin COVID-19 pada Januari hingga April 2021. Pemerintah menargetkan produksi vaksin pada 2021 akan mencapai 170 juta, dari kebutuhan 347 juta vaksin bagi masyarakat.
"Kebutuhan kita hitung 347 juta vaksin, karena satu orang tidak bisa hanya sekali divaksin. Karena orang yang sudah divaksin bisa mental lagi, jadi harus divaksin lagi," kata Jokowi.
Vaksin tersebut nantinya akan diprioritaskan untuk tenaga kesehatan dan kelompok rentan COVID-19 yang berada di zona merah.
Uji klinis ketiga vaksin COVID-19 mulai Juli dilakukan PT Bio Farma (Persero) bekerja sama dengan perusahaan bioteknologi asal China, Sinovac Biotech Ltd. Selain itu, uji klinis vaksin juga sedang dilakukan PT Kalbe Farma Tbk, yang bekerja sama dengan perusahaan asal Korea Selatan, Genexine Inc.
Baca juga: Jokowi targetkan Indonesia mulai produksi vaksin COVID-19 Januari 2021
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2020