Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan peringatan Hari Santri Nasional menjadi momentum syukur bagi umat Islam karena peran santri yang turut berjuang mencapai kemerdekaan Indonesia diakui oleh negara, meskipun harus menunggu 70 tahun untuk mendapat pengakuan tersebut.
Baca juga: Ini harapan Ma'ruf Amin tentang pesantren
"Tanggal 10 November itu kemudian dijadikan sebagai Hari Pahlawan, tetapi 22 Oktober belum ditetapkan, baru tahun 2015 Hari Santri muncul. Walaupun sesudah 70 tahun, kita bersyukur bahwa peran santri di dalam perjuangan membela negara (Indonesia) melawan penjajah, memperoleh pengakuan dari negara," kata Ma'ruf Amin di Jakarta, Kamis.
Pengakuan tersebut, lanjut Ma'ruf Amin, menunjukkan bahwa peran santri tidak hanya terbatas sebagai tokoh agama dan tokoh dakwah; melainkan juga mampu ikut berjuang bersama para pahlawan dalam merebut kemerdekaan bangsa.
Baca juga: Ma'ruf Amin inisiasi Gerakan Nasional Wakaf Tunai
"Perjuangan yang dilakukan para santri tersebut merupakan bentuk jihad karena pada masa itu penjajahan terhadap rakyat Indonesia harus diakhiri. Namun, kini jihad yang harus dilakukan para santri adalah membawa perubahan lebih baik terhadap pembangunan bangsa," kata Wapres.
Pada waktu itu, menurut dia, jihad adalah perang melawan Belanda, maka jihad sekarang ini esensinya yaitu dalam rangka perbaikan dan perubahan.
Baca juga: Ketua DPR: Hari Santri momentum terus jaga persatuan dan gotong royong
Oleh karena itu, Wapres berharap pondok pesantren yang saat ini berjumlah hingga 28.000 tersebar di seluruh wilayah Indonesia dapat ikut membawa perubahan dan mendorong pembangunan nasional secara merata, dengan menjadikan pesantren sebagai pencetak santri berkualitas, pusat dakwah dan pusat pengembangan ekonomi kerakyatan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2020