Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) kali ini membuat masyarakat luas bertanya-tanya, pakaian adat dari daerah mana lagi yang dikenakannya dalam Upacara Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-76 Kemerdekaan Republik Indonesia (RI).
Sudah tentu dengan orang nomor satu di Nusantara ini memakai pakaian adat dari salah satu daerah akan menjadi kebanggan tersendiri bagi masyarakat itu sendiri.
Baca juga: Aan Ibrahim: Jokowi mempesona kenakan busana adat Lampung Pepadun
Apalagi pidato kenegaraan yang disampaikan oleh Presiden tersebut pada HUT ke-76 Kemerdekaan RI banyak disaksikan oleh puluhan atau ratusan juta pasang mata baik dari dalam negeri ataupun luar negeri sehingga hal ini pun dapat menjadi salah satu bentuk promosi guna mengangkat nama wilayah tersebut.
Wali Kota Bandarlampung Eva Dwiana berharap dengan pakaian adat Lampung yang digunakan oleh Bapak Presiden Joko Widodo saat HUT ke-76 Kemerdekaan RI Provinsi Lampung dapat dikenal tidak hanya di dalam negeri tapi juga dunia.
"Momen ini adalah hal yang luar biasa bagi saya dan masyarakat khusunya Lampung. bisa melihat hasil karya putra/putri daerah dipakai oleh Presiden merupakan suatu kebanggaan sebab secara tidak langsung itu dapat memperkenalkan potensi daerah di Indonesia khususnya provinsi ini ke seantero jagad," kata dia.
Ia pun mengakui sebagai masyarakat Lampung merasa bangga karena orang nomor wahid di Negeri ini telah memilih pakaian adat Lampung di hari jadi Republik Indonesia (17/8)
Menurutnya pula, pemakaian busana adat Lampung oleh Presiden merupakan suatu penghargaan yang luar biasa bagi masyarakat Lampung sehingga diharapkan dapat memotivasi kreativitas dan inovasi-inovasi baru ke depannya.
Baca juga: Presiden kenakan busana adat Lampung dorong percaya diri perajin
Pemakaian-pemakaian busana adat oleh Presiden atau pejabat-pejabat teras negara ini dalam sebuah acara juga diyakini akan menambah percaya diri para perajin lokal.
Hal tersebut disampaikan oleh salah satu tokoh Lampung H Anshori Djausal yang juga turut membantu memandu Pemprov Lampung dalam menyiapkan pakaian yang akan dipakai oleh Kepala Negara serta mendesain topi yang dipakai oleh Presiden RI itu.
Dia menyebutkan bahwa topi yang dipakai oleh Presiden Jokowi tersebut bernama Punei Mekhem atau Manuk Mekhem yang merupakan penutup kepala yang kerap dipakai oleh Punyimbang adat Lampung.
"Penutup kepala itu juga bisa disebut Peci Bidak," kata dia.
Baca juga: Busana adat Badui yang dikenakan Presiden Jokowi senilai Rp240 ribu
Ia pun merasa bangga karena pakaian adat Lampung dipakai oleh Presiden, terlebih pada Upacara HUT Ke-76 Kemerdekaan RI, karena secara tidak langsung ini pun bentuk promosi budaya daerah sebab seperti yang diketahui banyak daerah memilki potensi budaya yang harus dikenalkan ke publik.
Tokoh Pemuda Lampung Kerajaan Adat Paksi Pak Skala Brak, Bima Novian mengatakan bahwa peringatan HUT Ke-76 Kemerdekaan RI yang dilaksanakan di Istana Negara menjadi perhatian masyarakat khususnya di provinsi ini, sebab Kepala Negara mengenakan pakaian adat Lampung.
Menurutnya hal ini merupakan sebauah sejarah dan kebanggaan bagi masyarakat Lampung, karena orang nomor 1 di negeri ini berkenan mengenakan pakaian adat dari provinsi ini, khususnya Lampung Pepadun, yang sangat jarang terlihat. Namun kali ini justru Bapak Jokowi langsung yang memakainnya di hari yang spesial yakni diperingatan hari kemerdekan.
Tentunya hari bersejarah ini pun menjadi salah satu bentuk pengenalan budaya terutama pakaian khas daerah Nusantara khususnya Lampung ke pelosok negeri bahkan dunia, sebab seperti yang diketahui bahwa provinsi ini memang memiliki banyak ragam budaya dan pakaian adatnya.
"Tentunya kami sebagai masyarakat Lampung berharap dengan dipakainya pakaian adat Lampung oleh Presiden, provinsi ini akan lebih dikenal bukan hanya karena wisata alamnya, tapi juga karena keunikan budaya dan adat istiadatnya," ujarnya.
Baca juga: Kesederhanaan dan pesan Presiden Jokowi lewat busana adat Suku Baduy
Mengutip akun Instagram Dekranasda Lampung bahwa unsur-unsur pakaian yang dikenakan oleh Presiden pada HUT ke-76 Kemerdekaan RI yakni terdiri dari:
1. Kikat manuk Meghem/Angkinan Kikat Manuk Meghem adalah penutup kepala khas Pepadun yang biasa dipakai oleh para penggawo tuho. Terbuat dari kain Kikat segi empat dengan dasar tenun sungkit (songket) yang dibentuk sedemikian rupa menjadi seperti ayam mengeram (manuk Meghem).
2. Selikap jungsarat merupakan kain panjang yang dipakai sebagai salah satu perlengkapan pakaian adat Lampung baik Pepadun maupun Saibatin yang biasa digunakan sebagai selempang ( penutup bahu). Kain ini terbuat dari tenun sungkit (songket) umumnya berwarna merah gelap dengan motif dari benang emas atau perak yang memenuhi kain tersebut.
3. Kaway dan Celana Handak. Kaway berarti baju dan handak berarti putih. Baju dan celana yang berwarna putih dalam keadatan Lampung secara umum memiliki starata tertinggi dalam susunan warna pakaian adat Lampung yang biasa dipakai oleh para Penyimbang Pepadun dan Saibatin di beberapa daerah di Lampung.
4. Bulu Serattei adalah jenis ikat pinggang dari keadatan Lampung Pepadun yang biasa dipakai oleh pengantin baik laki-laki maupun perempuan.
5. Sinjang Tumpal atau kain Tumpal adalah kain yang dibuat dengan teknik tenun songket bukan cucuk atau sulam seperti tapis. Kain Tumpal berciri motif bergaris-garis membentuk kotak-kotak dan memiliki ragam motif yang terbuat dari benang emas atau perak serta yang paling utama adalah motif Tumpal sebagai kepala kain. Di beberapa daerah Lampung Tumpal disebut juga Sinjang Bumpak/Buppak/ Ketumpal/Ketuppal/Injang bekaki. Pria Pepadun atau Saibatin akan memakai kain Tumpal sebagai sarung.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2021