Di zaman revolusi industri keempat atau industri 4.0 tenaga pendidik dan anak didik harus mampu dan cakap memanfaatkan kemajuan teknologi, sehingga perlu adanya literasi digital di dunia pendidikan, terutama terhadap tenaga pendidik dan anak didik.
"Literasi digital dalam dunia pendidikan antara lain, mengedukasi warga sekolah, terutama siswa dalam memanfaatkan perangkat digital dan alat-alat komunikasi," kata Koordinator Kompetensi Sains Nasional (KSN) Era Delvia Sari saat menjadi narasumber pada program literasi digital Kementerian Komunikasi dan Informatika secara virtual di Kabupaten Sarolangun, Minggu.
Era menjelaskan faktor yang mempengaruhi perkembangan literasi digital mencakup, usia, gender, tingkat pendidikan, domisili, pengaruh hoax, dan penggunaan internet yang intensif. Tantangan dunia digital antara lain, perubahan karakter pada peserta didik, pola tingkah laku dan perilaku sosial, serta eksistensi budaya.
Tantangan dunia pendidikan meliputi, meningkatkan kualitas diri, meningkatkan taraf kualitas pendidikan dan teknologi. Serta, membawa manusia ke masa depan yang lebih baik. Kemajuan teknologi tidak akan menghilangkan peran guru, peran guru sangat dibutuhkan untuk suatu pembelajaran yang berhasil guna anak didik.
"Harapannya tenaga pendidik dan anak didik dapat menggunakan media digital secara bijak, kreatif, dan bertanggung jawab, mengetahui aspek-aspek dan konsekuensi yang berlaku. Serta, mempermudah dan meningkatkan literasi yang lebih interaktif antara peserta didik dan anak didik," kata Era Delvia Sari.
Dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang paham akan Literasi Digital, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengadakan kegiatan Literasi Digital untuk meng-edukasi dan mewujudkan masyarakat agar paham akan Literasi Digital. Lebih dalam dan menyikapi secara bijaksana dalam menggunakan digital platform di 77 kota dan kabupaten di area Sumatera II.
Mulai dari Provinsi Aceh sampai Lampung dengan jumlah peserta sebanyak 600 orang di setiap kegiatan yang ditujukan kepada PNS, TNI-Polri, Orang Tua, Pelajar, Penggiat Usaha, Pendakwah dan sebagainya.
ada empat kerangka digital yang akan diberikan dalam kegiatan tersebut, antara lain Digital Skill, Digital Safety, Digital Ethic dan Digital Culture dimana masing masing kerangka mempunyai beragam tema. Dengan pesatnya kemajuan teknologi dan adanya pandemi merubah segala aktifitas masyarakat, dan untuk menghadapinya harus mempercepat agenda literasi digital.
Salah satunya adalah menciptakan masyarakat digital dimana kemampuan literasi digital memegang peranan penting di dalamnya. Literasi digital adalah kunci bagi masyarakat pada saat ini.
Selanjutnya pada sesi kecakapan digital aktivis dan musisi Melani Soebono menjelaskan tentang sisi positif, kreatif dan aman di internet. Pada sesi etika digital di bahas tentang cara memahami aturan dan perlindungan diri oleh Founder dan COO of Bicara Project Joddy Caprinata.
Dan pada sesi etika digital di bahas tentang bijak sebelum melakukan unggah ke media sosial.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2021
"Literasi digital dalam dunia pendidikan antara lain, mengedukasi warga sekolah, terutama siswa dalam memanfaatkan perangkat digital dan alat-alat komunikasi," kata Koordinator Kompetensi Sains Nasional (KSN) Era Delvia Sari saat menjadi narasumber pada program literasi digital Kementerian Komunikasi dan Informatika secara virtual di Kabupaten Sarolangun, Minggu.
Era menjelaskan faktor yang mempengaruhi perkembangan literasi digital mencakup, usia, gender, tingkat pendidikan, domisili, pengaruh hoax, dan penggunaan internet yang intensif. Tantangan dunia digital antara lain, perubahan karakter pada peserta didik, pola tingkah laku dan perilaku sosial, serta eksistensi budaya.
Tantangan dunia pendidikan meliputi, meningkatkan kualitas diri, meningkatkan taraf kualitas pendidikan dan teknologi. Serta, membawa manusia ke masa depan yang lebih baik. Kemajuan teknologi tidak akan menghilangkan peran guru, peran guru sangat dibutuhkan untuk suatu pembelajaran yang berhasil guna anak didik.
"Harapannya tenaga pendidik dan anak didik dapat menggunakan media digital secara bijak, kreatif, dan bertanggung jawab, mengetahui aspek-aspek dan konsekuensi yang berlaku. Serta, mempermudah dan meningkatkan literasi yang lebih interaktif antara peserta didik dan anak didik," kata Era Delvia Sari.
Dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang paham akan Literasi Digital, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengadakan kegiatan Literasi Digital untuk meng-edukasi dan mewujudkan masyarakat agar paham akan Literasi Digital. Lebih dalam dan menyikapi secara bijaksana dalam menggunakan digital platform di 77 kota dan kabupaten di area Sumatera II.
Mulai dari Provinsi Aceh sampai Lampung dengan jumlah peserta sebanyak 600 orang di setiap kegiatan yang ditujukan kepada PNS, TNI-Polri, Orang Tua, Pelajar, Penggiat Usaha, Pendakwah dan sebagainya.
ada empat kerangka digital yang akan diberikan dalam kegiatan tersebut, antara lain Digital Skill, Digital Safety, Digital Ethic dan Digital Culture dimana masing masing kerangka mempunyai beragam tema. Dengan pesatnya kemajuan teknologi dan adanya pandemi merubah segala aktifitas masyarakat, dan untuk menghadapinya harus mempercepat agenda literasi digital.
Salah satunya adalah menciptakan masyarakat digital dimana kemampuan literasi digital memegang peranan penting di dalamnya. Literasi digital adalah kunci bagi masyarakat pada saat ini.
Selanjutnya pada sesi kecakapan digital aktivis dan musisi Melani Soebono menjelaskan tentang sisi positif, kreatif dan aman di internet. Pada sesi etika digital di bahas tentang cara memahami aturan dan perlindungan diri oleh Founder dan COO of Bicara Project Joddy Caprinata.
Dan pada sesi etika digital di bahas tentang bijak sebelum melakukan unggah ke media sosial.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2021