Komandan Korem (Danrem) 042/Gapu Brigjen TNI Supriono meminta bintara pembina desa (babinsa) yang ada di Provinsi Jambi membantu sosialisasi kepada seluruh lapisan masyarakat maupun perusahaan perkebunan untuk bersama-sama mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
"Saya akan minta dan perintahkan seluruh babinsa membantu sosialisasi kepada masyarakat dan perusahaan dalam upaya mencegah terjadinya karhutla," kata Supriono, di Jambi Sabtu.
Melalui peran babinsa nantinya dapat diterima sehingga upaya pencegahan bersama agar tidak terjadi karhutla bisa dilaksanakan sebelum memasuki musim kemarau tahun ini.
Langkah ini dilakukan Korem juga dikarenakan, salah satunya puluhan perusahaan perkebunan di Provinsi Jambi mangkir saat diundang Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jambi dalam rapat penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dan dari 120 perusahaan yang diundang hanya 34 perusahaan yang hadir.
Danrem 042/Gapu Brigjen TNI Supriono selaku Plh Satgas Karhutla Provinsi Jambi menegaskan akan mengecek semua perusahaan yang ada di provinsi itu, khususnya perusahaan yang tidak hadir saat pertemuan di Makorem 042/Gapu, beberapa hari lalu.
Danrem juga menyebutkan babinsa dan babinkhantibmas (Polri) akan ditugaskan bersama-sama untuk mendatangi satu persatu perusahaan yang tidak hadir di pertemuan itu dan nantinya mereka yang akan melaksanakan sosialisasi kepada perusahaan terkait pencegahan agar mencegah terjadinya karhutla.
Dalam hal ini, kata danrem, pihak perusahaan juga harus tahu dan paham bagaimana mengatasi karhutla. "Jangan sampai mereka terlewatkan, apalagi sampai lengah dan jika nanti terlewatkan dan misalnya ada kebakaran di wilayahnya, maka ini kan berbahaya dan meminta mereka harus bisa antisipasi dengan baik," katanya.
Saat ini Satgas Karhutla mencatat sudah ada 814 titik panas di Provinsi Jambi.
Selain itu, luas lahan yang terterbakar sampai saat ini di Provinsi Jambi sudah mencapai 62 hektare. Karena itu Provinsi Jambi sudah menjadi perhatian sebagai daerah rawan, seperti daerah Berbak, Kecamatan Sadu, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, dan Londrang, Kabupaten Muaro Jambi.
Menurut danrem, antisipasi karhutla di Provinsi Jambi harus dilakukan serius, karena dampaknya sangat buruk dan jangan sampai asap di Provinsi Jambi kembali terjadi, seperti beberapa tahun lalu.
Pemerintah daerah dan pusat, kata dia, sudah sangat serius dan berpartisipasi untuk mengatasi karhutla. Karena itu, perusahaan juga harus bersatu dalam pencegahannya.
Sementara itu Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Provinsi Jambi Andre mengatakan hanya sedikit perusahaan yang hadir saat diundang dengan tajuk silaturahmi Plh Satgas Karhutla Provinsi Jambi dengan pengusaha hutan dan lahan di Provinsi Jambi dalam mencegah terjadinya karhutla.
"Kami sudah layangkan surat ke semua perusahaan yang ada di Jambi. Dari mereka ada yang juga melakukan kegiatan di luar dan jaraknya jauh, sehingga mereka tidak bisa hadir ke Jambi dan dari ratusan perusahaan yang diundang itu hanya 34 perusahaan yang hadir memenuhi undangan," kata Andre.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2022
"Saya akan minta dan perintahkan seluruh babinsa membantu sosialisasi kepada masyarakat dan perusahaan dalam upaya mencegah terjadinya karhutla," kata Supriono, di Jambi Sabtu.
Melalui peran babinsa nantinya dapat diterima sehingga upaya pencegahan bersama agar tidak terjadi karhutla bisa dilaksanakan sebelum memasuki musim kemarau tahun ini.
Langkah ini dilakukan Korem juga dikarenakan, salah satunya puluhan perusahaan perkebunan di Provinsi Jambi mangkir saat diundang Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jambi dalam rapat penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dan dari 120 perusahaan yang diundang hanya 34 perusahaan yang hadir.
Danrem 042/Gapu Brigjen TNI Supriono selaku Plh Satgas Karhutla Provinsi Jambi menegaskan akan mengecek semua perusahaan yang ada di provinsi itu, khususnya perusahaan yang tidak hadir saat pertemuan di Makorem 042/Gapu, beberapa hari lalu.
Danrem juga menyebutkan babinsa dan babinkhantibmas (Polri) akan ditugaskan bersama-sama untuk mendatangi satu persatu perusahaan yang tidak hadir di pertemuan itu dan nantinya mereka yang akan melaksanakan sosialisasi kepada perusahaan terkait pencegahan agar mencegah terjadinya karhutla.
Dalam hal ini, kata danrem, pihak perusahaan juga harus tahu dan paham bagaimana mengatasi karhutla. "Jangan sampai mereka terlewatkan, apalagi sampai lengah dan jika nanti terlewatkan dan misalnya ada kebakaran di wilayahnya, maka ini kan berbahaya dan meminta mereka harus bisa antisipasi dengan baik," katanya.
Saat ini Satgas Karhutla mencatat sudah ada 814 titik panas di Provinsi Jambi.
Selain itu, luas lahan yang terterbakar sampai saat ini di Provinsi Jambi sudah mencapai 62 hektare. Karena itu Provinsi Jambi sudah menjadi perhatian sebagai daerah rawan, seperti daerah Berbak, Kecamatan Sadu, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, dan Londrang, Kabupaten Muaro Jambi.
Menurut danrem, antisipasi karhutla di Provinsi Jambi harus dilakukan serius, karena dampaknya sangat buruk dan jangan sampai asap di Provinsi Jambi kembali terjadi, seperti beberapa tahun lalu.
Pemerintah daerah dan pusat, kata dia, sudah sangat serius dan berpartisipasi untuk mengatasi karhutla. Karena itu, perusahaan juga harus bersatu dalam pencegahannya.
Sementara itu Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Provinsi Jambi Andre mengatakan hanya sedikit perusahaan yang hadir saat diundang dengan tajuk silaturahmi Plh Satgas Karhutla Provinsi Jambi dengan pengusaha hutan dan lahan di Provinsi Jambi dalam mencegah terjadinya karhutla.
"Kami sudah layangkan surat ke semua perusahaan yang ada di Jambi. Dari mereka ada yang juga melakukan kegiatan di luar dan jaraknya jauh, sehingga mereka tidak bisa hadir ke Jambi dan dari ratusan perusahaan yang diundang itu hanya 34 perusahaan yang hadir memenuhi undangan," kata Andre.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2022