Bank Indonesia (BI) memperkirakan akan terjadi inflasi sebesar 0,50 persen secara bulanan pada Juli 2022, berdasarkan Survei Pemantauan Harga (SPH) pada minggu keempat Juli 2022, dengan perkembangan harga yang terkendali.
Komoditas utama penyumbang inflasi Juli 2022 sampai dengan minggu keempat yaitu cabai merah sebesar 0,17 persen (mtm), bawang merah sebesar 0,10 persen (mtm), Bahan Bakar Rumah Tangga sebesar 0,08 persen (mtm), dan angkutan udara sebesar 0,06 persen (mtm). Di samping itu cabai rawit juga menyumbang inflasi 0,04 persen (mtm), rokok kretek filter 0,02 persen (mtm), tomat, daging ayam ras, mie kering, nasi dengan lauk, air kemasan, semen, sabun deterjen bubuk atau cair, dan tarif air minum PAM masing-masing menyumbang sebesar 0,01 persen (mtm).
Sementara itu, terdapat pula komoditas yang menyumbang deflasi pada periode minggu keempat Juli 2022 yaitu minyak goreng sebesar 0,06 persen (mtm), jeruk dan emas perhiasan masing-masing sebesar 0,02 persen (mtm), telur ayam ras, kangkung, bayam, sawi hijau, dan bawang putih masing-masing sebesar 0,01 persen (mtm). "Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait dan terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut," katanya.
Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi sebesar 0,61 persen secara bulanan pada Juni 2022. Kepala BPS Margo Yuwono menyebutkan penyumbang inflasi pada Juni 2022 antara lain komoditas cabai merah, cabai rawit, bawang merah, dan telur ayam ras.
Baca juga: Sri Mulyani: Inflasi AS tinggi tanda pelemahan ekonomi pasti terjadi
Baca juga: Beberapa negara Asia perlu naikkan bunga buat dinginkan inflasi
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2022