Tali kapal tak hanya digunakan untuk menambatkan kapal ukuran sedang atau besar, namun juga kerap digunakan untuk kebutuhan di proyek infrastruktur, perkebunan bahkan masyarakat.

"Tak selamanya untuk tali di kapal, banyak kegunaannya. Kalau hanya untuk tali di kapal saya tak akan berjualan di sini," kata Aan salah seorang pedagang tali dan kawat kapal di kawasan "rombengan" Pasar Angso Duo Kota Jambi.

Ia dan sejumlah pedagang lainnya membuka kos di salah satu lorong di Pasar Angso Duo di Kecamatan Pasar Kota Jambi.

Lokasinya sekitar 30 meter dari Mesjid Magat Sari di kawasan kompleks pasar legendaris di Kota Jambi itu.

Selain jualan tali kapal, di lorong kawasan 'rombengan' atau barang bekas itu juga dijual alat-alat kapal lainnya seperti tali seling, rantai besar, tali tidown bahkan hingga jangkar kapal untuk ukuran sedang.

"Ya semua tersedia, juga ada teman saya yang jualan jangkar kapal. Ada juga jualan baling-baling kapal dan lainnya. Pembelinya ada memang di Jambi ini," kata Aan yang mengaku sudah hampir 20 tahun berjualan di kawasan itu.

Kembali ke tali kapal, menurut Aan, banyak pembeli dari pemilik kapal. Pasalnya lokasi Kota Jambi berada di kawasan perairan aliran Sungai Batanghari dan berdekatan dengan pelabuhan Nipah Panjang di Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

Sungai Batanghari merupakan lintasan bagi kapal ukuran sedang, termasuk tugboat penarik ponton bermuatan batu bara dari pertambangan di wilayah Sarolangun, Batanghari dan Bungo.

"Tali-tali ini dipasok dari luar Jambi, bahannya ada kawat, nilon, plastik dan ada juga sintetik. Tergantung kebutuhan konsumen untuk apa," katanya.

Ia menjual tali dalam kiloan, namun ia enggan menyebutkan harga per kilogramnya. Biasanya disesuaikan dengan banyak atau tidaknya pembelian.

"Selain untuk kapal juga untuk kebutuhan tali di perkebunan kelapa sawit atau proyek-proyek infrastruktur. Tali-tali ukuran besar ini bisa dipilah atau dibongkar lagi untuk dibuatkan tali-tali ukuran kecil," katanya.

Penjualan tali kapal di Pasar Angso Duo Kota Jambi, menjadi keunikan atau kekhasan tersendiri di sana, dan tidak ditemukan di tempat lainnya. Pasalnya letak Pasar Angso Duo itu berada di kawasan bantaran Sungai Batanghari, yang pada masa jayanya menjadi urat nadi perekonomian masyarakat di kawasan itu.

Meski barangnya khas dan tidak seperti jualan kelontong yang banyak pembeli, namun konsumen Aan biasanya sudah pada tahu. Saat mereka butuh alat-alat kapal pasti ke kawasan itu.

Untuk melayani pembelinya, harus mengerahkan tenaga ekstra karena ukurannya besar dan berat. Namun bagi Aan dan teman-temannya sesama penjual alat kapal tak menjadi soal.

"Ya selalu ada saja yang beli. Wargapun kadang beli tali kapal untuk dijadikan 'polisi tidur' di kompleks perumahan mereka agar kendaraan tidak ngebut," katanya sambil terkekeh.

Sungai Batanghari merupakan sungai terpanjang di Sumatera yakni sekitar 800 kilometer dari hulu di Kabupaten Dharmasraya Sumatera Barat hingga ke Nipah Panjang Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

Kawasan Daerah Aliran Sungai  itu membentuk peradaban khas di kawasan itu Sumbar dan Jambi, yang saat ini sedang dibangkitkan melalui kegiatan Kenduri Swarnabhumi yang dimotori oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan dan Ristek, melalui rangkaian kegiatan Festival yang  dari Agustus hingga 20 September 2022.


 

Pewarta: Syarif Abdullah

Editor : Syarif Abdullah


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2022