Pemerintah Provinsi Jambi, Synergy Policies dan Tanoto Foundation menggelar diskusi publik bertajuk “Peningkatan Sebaran Pendidikan Berkualitas: Merumuskan Konsensus Pemerintah, Sekolah, dan Guru di Jambi, Kamis.

Direktur Utama Synergy Policies Dinna Prapto Raharja mengatakan berbagai permasalahan guru dan sekolah  perlu segera mendapatkan perhatian dari semua pihak. 

"  Kegiatan hari ini memberi contoh bahwa kegiatan berbagi pengalaman bisa dilakukan dengan relatif terjangkau lewat zoom. Dengan demikian para guru dari berbagai provinsi bisa saling menguatkan, mendiskusikan berbagai tantangan dan menemukan solusi yang kreatif,” kata Dinna.

Dinna juga mengungkap berbagai kesepakatan yang muncul dalam diskusi tersebut. Di antaranya, dibutuhkan kolaborasi semua pihak untuk sebaran pendidikan berkualitas mulai dari sekolah, masyarakat, dinas pendidikan dan pemerintah daerah, serta optimalisasi kolaborasi dengan lembaga-lembaga filantropi.  Diperlukan faktor penunjang seperti internet, dan infrastruktur lainnya untuk mendukung Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar (IKM). 

Selain itu,  perlu ada forum yang melahirkan regulasi daerah berbasis kesamaan komitmen untuk meningkatkan kualitas pendidikan di tingkat SD/SMP agar di tingkat SMA lebih baik.  Dalam kebijakan di tingkat nasional, harus ada peluang pelatihan bagi guru.
 
Dia menjelaskan dalam mewujudkan pendidikan berkualitas perlu ditunjang infrastruktur untuk menunjang tuntutan digitalisasi pendidikan serta perlunya dukungan orang tua dan Pemda untuk mengimplementasikan Kurikulum Merdeka Belajar.

 Kepala Bidang Perencanaan Sosial Budaya dan Sumber Daya Manusia Bappeda Kabupaten Batanghari Darmiyanto mengatakan pertemuan mengidentifikasi inisiatif baik yang dikembangkan oleh Pemerintah Kabupaten Batanghari, bekerjasama dengan Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP). 
 
“Kami berkoordinasi untuk menyusun program pengembangan pendidikan dasar yang merujuk pada Rapor Pendidikan. Kegiatan-kegiatan itu ditujukan untuk mengubah indikator yang masih berstatus merah dan kuning menjadi hijau," katanya.

Sementara itu Perwakilan Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Jambi Bambang HW mengatakan bahwa jumlah guru dan pengawas sekolah di Jambi kurang. Guru yang mengajar di sekolah-sekolah negeri didominasi oleh tenaga honorer.

“Padahal tahun depan ada sekitar 150 guru yang akan memasuki usia pensiun. Jadi kita kekurangan sekali jumlah guru,’’ jelas Bambang. 

Di Kabupaten Tebo, proses pembelajaran sekolah masih perlu dimaksimalkan .  Perwakilan Bappeda Kabupaten Tebo Wijang Mahakso mengungkapkan rata-rata lama anak bersekolah di sana hanya 7,69 tahun. Padahal, seharusnya mereka bersekolah hingga 12 tahun. 





 

Pewarta: Tuyani

Editor : Syarif Abdullah


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2022