Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan cetak biru (blueprint) BUMN 2024—2034 mendorong peran BUMN dalam pembangunan infrastruktur berskala internasional.
Menteri Erick Thohir menuturkan bahwa Indonesia mengejar ketertinggalan dalam pembangunan infrastruktur. Amerika Serikat pada tahun 1860 sudah membangun jalur kereta api 30.000 km, Korea pada tahun 1960-an mengalokasikan 50 persen APBN-nya untuk pembangunan infrastruktur, dan Tiongkok sekarang mempunyai jaringan kereta cepat sepanjang 40.000 km.
"Indonesia sekarang sedang mengejar ketinggalan itu. Oleh karena itu, dalam blueprint BUMN, yang namanya pembangunan infrastruktur secara standar internasional itu tetap menjadi bagian penting," ujarnya.
Selain pembangunan infrastruktur internasional, blueprint BUMN 2024—2034 juga memfokuskan pada peran BUMN sebagai pelopor ekonomi hijau, mendorong digitalisasi dan keberpihakan pada usaha mikro, kecil, dan menengah serta ultramikro.
Ditegaskan pula bahwa digitalisasi harus diantisipasi karena menurut data World Economic Forum, diperkirakan 85 juta pekerjaan hilang dan 67 juta pekerjaan tumbuh karena digitalisasi. Digitalisasi juga akan mendukung transparansi, termasuk dalam membantu penyaluran bantuan sosial tepat sasaran.
Sebelumnya, Erick mengatakan bahwa pihaknya akan terus melakukan terobosan, salah satunya dengan mendorong blueprint atau cetak biru konsolidasi BUMN 2024—2034.
Dalam cetak biru tersebut, dia ingin mengonsolidasikan BUMN yang tadinya berjumlah 108 menjadi hanya 30 BUMN.
"Kami dorong lagi, apa terobosan yang kami lakukan, kami mau punya blueprint 2024—2034, konsolidasi BUMN dari 108 menjadi 41, menjadi 30, supaya punya BUMN yang besar-besar dan sehat," katanya.
Erick Thohir memastikan transformasi BUMN terus berlangsung meski adanya pergantian pemerintahan pada tahun 2024.
Ia menyebut transformasi juga untuk memperbaiki kinerja sejumlah BUMN yang masih kurang sehat.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2023