Pemerintah Provinsi Jambi melalui Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan kemandirian energi di daerah setempat memanfaatkan potensi yang ada melalui beragam program percepatan bauran energi baru terbarukan.

Dinas ESDM Provinsi Jambi mencatat hingga saat ini pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) untuk energi listrik telah mencapai 15,29 persen, selebihnya energi listrik di Jambi masih menggunakan energi fosil. Sedangkan pemerintah menargetkan penggunaan EBT hingga 2025 diharapkan mencapai 24 persen.

"Jambi punya potensi yang besar, tapi memang kita harus bekerja lebih keras lagi untuk mencapai penggunaan EBT yang lebih besar," kata Kabid Energi Dinas ESDM Provinsi Jambi Pandu Hartadinata di Jambi.

Berdasarkan data, potensi pembangkit listrik tenaga energi terbarukan di Provinsi Jambi berasal dari berbagai bauran. Energi bioenergi memiliki potensi sebesar 1.840 mega watt, energi surya sebesar 8.857 mega watt, energi hidro atau air sebesar 447 mega watt, panas bumi 422 mega watt, dan bayu atau angin 37 mega watt.

Dari potensi itu, diakui bahwa baru sebagian kecil yang digunakan. Hingga saat ini penggunaan energi hidro atau air memiliki sebesar 1,1 mega watt, bioenergi sebesar 36,2 MW dan tenaga surya sebesar 0,68 mw.

Berbagai langkah strategis sudah dilakukan pemerintah setempat dalam upaya mencapai target bauran tersebut. Kolaborasi pemerintah pusat dan daerah dalam meningkatkan penggunaan energi terbarukan itu dilakukan dalam berbagai program strategis seperti program energi surya nusantara, program nasional EBT untuk daerah-daerah yang belum berlistrik. 

Langkah lain melalui program percepatan pengembangan EBT skala besar, termasuk solar farm, wind farm, PLTA, dan PLTP, program nasional agro-energy untuk percepatan pengembangan bioenergy (biomasa), program nasional pariwisata bersih dan hijau berbasis EBT dan program nasional klaster ekonomi berbasis sumber daya setempat.

Selain itu, pengembangan klaster PLTS / PLT Hybrid untuk ekonomi berbasis sumber daya setempat, pengembangan PLTS di lahan-lahan pertanian dan perikanan, program nasional smart and green building dan smart and green island, dan program nasional sinergi Kementerian/Lembaga untuk pengembangan industri EBT.

Selanjutnya, pemerintah daerah juga bisa mengambil langkah-langkah dalam upaya percepatan energi baru terbarukan melalui berbagai program seperti pengembangan penyediaan bahan baku biogas dan biomasa, pengembangan penyediaan biogas dan biomasa, pemanfaatan aneka energi terbarukan dan konservasi energi.

Di Jambi, misalnya, salah satu program yang dilakukan Dinas ESDM adalah program Bantuan Sosial Terintegrasi untuk Dapur dan Penerangan Rumah Tangga (Boenda) yang telah dilakukan sejak tahun 2021. 

Panel surya percontohan

Untuk mengimplementasikan penerapan energi baru terbarukan, Dinas ESDM Provinsi Jambi telah bergerak untuk menjadi contoh bagi seluruh pihak di daerah tersebut dalam menjalankan energi bersih.

Pada tahun 2021, Dinas ESDM Provinsi Jambi menjadi salah satu dari dua kantor pemerintahan yang dipilih untuk penggunaan panel surya. Program ini berasal dari bantuan APBN dengan nilai alat panel surya hampir Rp600 juta.

Selain Dinas ESDM, satu kantor lain yang menerima bantuan pemasangan PLTS ini adalah Bappeda Provinsi Jambi.  Sejak panel surya itu beroperasi, penerangan di kantor yang terletak di kawasan Telanai, Kota Jambi itu langsung memanfaatkan listrik dari cahaya matahari.

Dengan sistem on-grid, aliran listrik yang didapatkan dari panel surya juga dialirkan ke PLN. 

Selain kantor-kantor pemerintahan, pemerintah juga memberikan bantuan panel surya melalui dunia pendidikan. Di Kota Jambi, pemasangan panel surya juga sudah dilakukan di dua sekolah yakni SMA Negeri 2 Kota Jambi dan SMA Negeri 5 Kota Jambi

Di SMA Negeri 2 Kota Jambi, penggunaan panel surya berkapasitas 10 KWP sudah berlangsung sejak Juni 2023 untuk operasional sekolah. Pandu mengatakan panel surya di dua sekolah ini juga menjadi percontohan bagi sekolah lainnya.

Pengembangan energi surya juga direncanakan akan dilakukan di beberapa sekolah lain di Jambi. Tapi, hal itu kata Pandu masih membutuhkan waktu. Sehingga pihaknya masih fokus mengoptimalkan penggunaan panel surya yang sudah terpasang di beberapa lokasi.

Meski begitu, Pandu tidak memungkiri bahwa tantangan penerapan EBT masih terlihat jelas. Tantangan itu diantaranya keterbatasan sumber pendanaan, keterbatasan SDM, keterbatasan informasi tentang pengembangan energi terbarukan.

Menyasar rumah tangga miskin

Salah satu program lainnya yang dijalankan pemerintah untuk meningkatkan bauran EBT di Jambi adalah menyasar masyarakat miskin.

Pandu mengatakan program Bantuan Konsumsi Energi Terbarukan Dalam Rumah Tangga (BOENDA) menjadi langkah pemerintah dalam memenuhi kebutuhan listrik untuk masyarakat miskin. Program ini menyasar kepada masyarakat miskin dan rumah tangga produktif dengan bantuan pemasangan panel surya.

"Ada dua sasaran yakni satu rumah tangga miskin dan satu rumah tangga produktif, sekarang masih proses," katanya.

Sementara itu, Manager Akses Energi Berkelanjutan Institute for Essential Service Reform (IESR) Marlistya Citraningrum beberapa waktu lalu mengatakan IESR akan melakukan asistensi penyusunan juknis program bantuan terintegrasi untuk dapur dan penerangan rumah tangga tersebut.

Program tersebut nantinya akan terintegrasi dengan program pengentasan kemiskinan melalui pemanfaatan energi terbarukan. Selanjutnya, kata dia, IESR siap melaksanakan penjangkauan dan komunikasi pada masyarakat dan semua sektor lain untuk aksi iklim dan kontribusi dalam transisi energi. 

Baca juga: Merawat cahaya dari Lembah Masurai Merangin

Baca juga: Ketika panel surya menerangi dunia pendidikan di Jambi

Baca juga: Aksi UMKM Jambi menuju energi ramah cuan dan lingkungan
 

Pewarta: Tuyani

Editor : Satyagraha


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2023