Perum Bulog menjamin ketersediaan beras untuk program bantuan pangan yang ditujukan bagi keluarga penerima manfaat (KPM) pada Oktober dan Desember 2024, meskipun kemarau panjang diperkirakan akan berlangsung hingga akhir September.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi kondisi kekeringan saat musim kemarau akan mendominasi wilayah Indonesia sampai akhir September.
Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi dalam diskusi media di Jakarta, Jumat, mengatakan kondisi itu akan menyebabkan musim tanam mundur dari September ke Oktober 2024, sehingga masa panen baru bisa dimulai pada Januari 2025.
Beras hasil panen diperkirakan baru bisa memasuki pasar pada Maret 2025 karena harus melalui proses pengeringan terlebih dahulu.
Akibatnya, persediaan beras baru akan terlambat dan berpotensi menyebabkan kekurangan pasokan dan kenaikan harga menjelang Ramadhan, ketika permintaan terhadap beras bakal meningkat.
“Dinamika ini kami cermati dan kami di Bulog akan berusaha memastikan stok tersebar di gudang-gudang di Indonesia, dan memastikan beras bantuan pangan untuk Oktober dan Desember 2024 dapat tersalurkan dengan baik,” ujarnya.
Bayu juga memastikan ketersediaan beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) sudah dikemas dan siap didistribusikan.
Ia mengaku cukup percaya diri dalam memenuhi kebutuhan beras nasional hingga akhir tahun ini. Dia menyebut saat ini Bulog memiliki stok beras 1,5 juta ton yang dinilai cukup untuk menunjang berbagai program pemerintah, seperti bantuan pangan, beras SPHP, serta penjualan beras komersial.
Bulog juga berkomitmen menjaga stabilitas harga beras, khususnya bagi masyarakat berpendapatan rendah. Strategi yang diterapkan adalah targeted price stabilization. Artinya, perusahaan BUMN tersebut akan lebih fokus menjaga harga beras agar tetap terjangkau bagi masyarakat miskin dan menengah ke bawah.
“Mungkin Anda akan melihat kenaikan harga beras di pasaran, tetap kenaikan tersebut lebih banyak terjadi pada beras yang dikonsumsi oleh masyarakat berpendapatan tinggi. Bulog akan terus berupaya memastikan bahwa beras yang kami jual tetap terjangkau bagi masyarakat yang membutuhkan,” ujarnya.
Bantuan beras 10 kilogram per bulan, yang menyasar 22 juta keluarga penerima manfaat, telah disalurkan pada Januari--Juni 2024. Bantuan tersebut diperpanjang untuk Agustus, Oktober, dan Desember 2024.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2024
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi kondisi kekeringan saat musim kemarau akan mendominasi wilayah Indonesia sampai akhir September.
Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi dalam diskusi media di Jakarta, Jumat, mengatakan kondisi itu akan menyebabkan musim tanam mundur dari September ke Oktober 2024, sehingga masa panen baru bisa dimulai pada Januari 2025.
Beras hasil panen diperkirakan baru bisa memasuki pasar pada Maret 2025 karena harus melalui proses pengeringan terlebih dahulu.
Akibatnya, persediaan beras baru akan terlambat dan berpotensi menyebabkan kekurangan pasokan dan kenaikan harga menjelang Ramadhan, ketika permintaan terhadap beras bakal meningkat.
“Dinamika ini kami cermati dan kami di Bulog akan berusaha memastikan stok tersebar di gudang-gudang di Indonesia, dan memastikan beras bantuan pangan untuk Oktober dan Desember 2024 dapat tersalurkan dengan baik,” ujarnya.
Bayu juga memastikan ketersediaan beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) sudah dikemas dan siap didistribusikan.
Ia mengaku cukup percaya diri dalam memenuhi kebutuhan beras nasional hingga akhir tahun ini. Dia menyebut saat ini Bulog memiliki stok beras 1,5 juta ton yang dinilai cukup untuk menunjang berbagai program pemerintah, seperti bantuan pangan, beras SPHP, serta penjualan beras komersial.
Bulog juga berkomitmen menjaga stabilitas harga beras, khususnya bagi masyarakat berpendapatan rendah. Strategi yang diterapkan adalah targeted price stabilization. Artinya, perusahaan BUMN tersebut akan lebih fokus menjaga harga beras agar tetap terjangkau bagi masyarakat miskin dan menengah ke bawah.
“Mungkin Anda akan melihat kenaikan harga beras di pasaran, tetap kenaikan tersebut lebih banyak terjadi pada beras yang dikonsumsi oleh masyarakat berpendapatan tinggi. Bulog akan terus berupaya memastikan bahwa beras yang kami jual tetap terjangkau bagi masyarakat yang membutuhkan,” ujarnya.
Bantuan beras 10 kilogram per bulan, yang menyasar 22 juta keluarga penerima manfaat, telah disalurkan pada Januari--Juni 2024. Bantuan tersebut diperpanjang untuk Agustus, Oktober, dan Desember 2024.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2024