New York (ANTARA Jambi/Reuters) - Laki-laki berusia muda yang menghisap ganja memiliki kemungkinan dua kali lebih besar didiagnosis terkena kanker testis dibandingkan laki-laki yang tidak pernah menggunakan ganja, menurut satu studi di Amerika Serikat.
Para peneliti yang penemuannya muncul di jurnal Cancer mengatakan keterkaitan itu tampak lebih khusus bagi tipe tumor yang dikenal dengan nonseminoma.
"Ini adalah studi ketiga yang secara konsisten menunjukkan sesuatu yang lebih baik dari pada penggandaan resiko subtipe kanker testis yang sangat tidak diinginkan di antara laki-laki usia muda yang menggunakan ganja," kata Victoria Cortessis dari Universitas Kalifornia Selatan, Los Angeles, yang memimpin studi tersebut.
"Saya sendiri merasa kami perlu menangani masalah ini dengan serius saat ini," tambahnya, seraya mencatat bahwa angka penderita kanker testis semakin meningkat secara misterius selama satu abad terakhir.
Penelitian tersebut tidak menunjukkan bukti kuat bahwa ganja merusak, dan bahkan jika terbukti benar, bahayanya terlalu besar.
Menurut Masyarakat Kanker Amerika, seumur hidup seorang laki-laki berisiko terkena kanker testis sekitar satu dari 270 laki-laki dan karena pengobatan efektif tersedia, risiko kematian dari penyakit tersebut hanya satu dari 5.000 laki-laki.
Sejauh ini, sedikit yang diketahui tentang apa yang menyebabkan penyakit tersebut.
Cortessis mengatakan buah zakar yang tidak turun, yang mana testis tetap di abdomen lebih dari setahun, merupakan faktor risikonya. Baik pestisida dan paparan hormon juga dikaitkan dengan tumor tersebut.
Cortessis dan rekan-rekannya menggunakan data dari 163 laki-laki muda yang telah didiagnosa terkena kanker testis dan hampir 300 laki-laki dalam kelompok pembanding yang tidak terkena penyakit tersebut. Kedua kelompok itu diwawancarai tentang kesehatan mereka dan penggunaan obat antara 1987 hingga 1994.
Di antara laki-laki yang terkena kanker, 81 persen menggunakan ganja, sedangkan dari kelompok pembanding laki-laki yang menggunakan ganja sebanyak 70 persen.
Sebaliknya, penggunaan kokain dihubungkan dengan risiko lebih kecil terkena tumor itu. Hal tersebut penting karena menandai bahwa laki-laki yang didiagnosa terkena kanker testis tidak lebih jujur tentang obat yang mereka pakai, sehingga menciptakan hubungan palsu antara ganja dan kanker, kata Cortessis.
Hal itu tidak seluruhnya jelas bagaimana ganja mempengaruhi risiko kanker pada laki-laki, namun Cortessis mengatakan perkembangan buah zakar entah bagaimana mungkin merespon bahan aktif utama obat-obatan tersebut.
Studi baru tersebut "menarik", kata Carl van Walraven dari Universitas Ottawa di Kanada, yang mempelajari kanker testis, namun mengatakan studi tersebut memiliki sejumlah keterbatasan.
Misalnya, studi itu tidak menemukan peningkatan risiko di antara laki-laki dengan penggunaan obat-obatan yang lebih tinggi, dan itu relatif kecil.
Namun Cortessis menyoroti hasil yang konsisten dari semua studi tersebut sejauh ini.
"Sulit membayangkan sebuah skenario di mana hal tersebut karena ada kesempatan dan saya tidak bisa membiarkan suatu bias sistematik yang akan menyebabkan penyakit ini. Saya akan merasa sangat percaya diri bahwa ini adalah sebab dan akibatnya setelah kami memecahkan masalah biologi itu," katanya.(Ant)