Jambi (ANTARA Jambi) - Akibat ketidakvalidan data yang dimiliki Badan Pusat Statistik (BPS) pusat, warga yang sudah meninggal dunia tercatat dan akan menerima bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) di Kabupaten Sarolangun, Jambi.
Bupati Sarolabun Cek Endra ketika dikonfirmasi, Sabtu, menyatakan tidak mengetahui secara pasti alasan pemerintah pusat menggunakan data BPS yang lama dalam hal penentuan calon penerima BLSM.
Data BPS yang digunakan ini merupakan data yang masih berdasarkan survei lama sehingga ada sejumlah nama warga di Sarolangun yang sudah meninggal masih tercatat penerima BLSM.
"Ada yang sudah meninggal masih tercatat dan ada pula warga yang sudah pindah dari Sarolangun juga masih terdata," ujarnya.
Untuk mengantisipasi kerancuan data ini, Bupati telah membentuk tim kabupaten khusus program BLSM. Tim kecil ini telah ditugasi untuk meminta penjelasan mutakhir dari pemerintah pusat terkait data calon penerima BLSM.
Tak hanya itu, tim ini nantinya akan mendata ulang data BPS yang dijadikan acuan pemerintah pusat. Bila menemukan warga yang sudah meninggal dunia atau yang sudah pindah maka nantinya tim akan melaporkan temuan ini ke pemerintah pusat agar mendapatkan solusi terbaik.
"Pemkab Sarolangun ingin program BLSM dapat berjalan maksimal serta yang paling penting, tepat sasaran," tegasnya.
Cek Endra juga mengingatkan seluruh lurah dan camat untuk turut membantu pengawasan dan pelaksanaan pemberian bantuan BLSM ini.
Ia mengharapkan, para lurah dan camat bisa memberikan laporan yang terbaru dan lengkap serta segera melapor bila ditemukan ada masalah terkait penyaluran bantuan BLSM.
"Lurah dan camat harus pro aktif dan melapor jika ada masalah. Kita harus sukseskan program BLSM, jangan sampai salah sasaran," tambah Cek Endra.(Ant)